Haloperidol Obat Untuk Masalah Kejiwaan
Haloperidol, Obat Untuk Masalah Kejiwaan
Haloperidol merupakan
sebuah obat yang bisa mengatasi masalah yang mempengaruhi perasaan, cara
berpikir dan perilaku karena cara kerjanya dengan menghambat efek kimia
di dalam otak. Oleh karena itu, haloperidol dikenal sebagai obat untuk
mengatasi berbagai masalah kejiwaan seperti sindrom tourette, gejala
skizofrenia, mania, tic disorder, psychomotor agitation, serta masalah
psikologis lainnya.
Obat yang berbentuk kapsul,tablet, dan obat cair
ini tidak bisa dikonsumsi sembarangan oleh perempuan hamil, menyusui,
serta perempuan yang sedang merencanakan kehamilan. Begitu juga oleh
orang-orang yang menderita gangguan hati, ginjal, jantung, masalah
prostat, penyakit pembuluh darah, tumor kelenjar adrenal, myasthenia
gravis, depresi, epilepsi, glaukoma, penyakit parkinson, serta penyakit
kuning.
Haloperidol juga harap tidak dikonsumsi orang lanjut usia
yang menderita demensia serta mereka yang mengalami masalah pernafasan.
Dosis haloperidol ditentukan pada tingkat keparahan penyakit, kondisi
pasien, serta respon tubuh pasien terhadap obat.
-Penyakit skizofrenia, psikosis, serta mania akut untuk dewasa dosis yang diberikan 2-20 miligram per hari.
-Penyakit skizofrenia, piskos, dan mania kronis untuk dewasa, dosis yang diberikan adalah 3-20 miligram per hari.
-Psychomotor anti agitation kronis pada dewasa dosisnya sebanyak 1,5-9 miligram per hari.
-Psychomotor anti-agitation akut untuk dewasa dosis yang diberikan sebanyak 3-15 miligram per hari.
-Penyakit
Skizofrenia untuk anak usia 3-12 tahun, dosis yang diberikan kisaran
0,5-6 miligram per hari, sementara untuk anak usia 13-17 tahun dosisnya
0,5-10 miligram per hari.
-Penyakit psychomotor anti-agitation untuk
anak usia 3-12 tahun, dosis yang diberikan 0,25-3 miligram per hari,
sedangkan anak usia 13-17 tahun dosisnya 0,25-6 miligram per hari.
Dosis
yang diberikan bisa diminum sekali sehari atau dibagi menjadi beberapa
dosis. Umumnya, dokter memberikan dosis kecil di awal lalu meningkatkan
dosisnya perlahan. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari efek samping
yang tak diinginkan.
Lalu apa efek samping haloperidol? Beberapa
efek samping yang mungkin terjadi diantaranya perubahan berat badan,
mulut terasa kering, sakit kepala, sulit buang air kecil, sakit perut,
perubahan suasana hati, gemetar, masaah menstruasi, pandangan buram,
sulit tidur, konstipasi, perubahan kemampuan seksual, payudara membesar,
detak jantung berdebar, dan hidung tersumbat.
Tidak hanya itu, ada
pula efek samping yang terjadi berupa gejala sindrom neuroleptik maligna
seperti berkeringat, demam tinggi, jantung berdebar cepat, otot terasa
kaku, dan linglung. Jika efek berlanjut, segera hubungi dokter.
By Diane Rosse A.Md.Keb - Obat Kimia Jum'at, 13 Mei 2016 09:30:17