Waspada DNA Babi Ditemukan dalam Produk Mi Instan Korea
Demam Korea kini telah melanda banyak orang, termasuk di Indonesia. Tidak hanya mengidolakan para aktor dan aktris drama dari Negeri Ginseng tersebut, namun banyak juga orang yang juga menyukai budaya dan makanan khasnya. Akhir-akhir ini, beredar produk mi instan Korea yang memiliki rasa yang pedah dan unik. Tentunya ini menjadi incaran para pecinta kuliner.
Sayangnya, belakangan ini Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melakukan penelitian dan DNA babi ditemukan dalam produk mi instan korea tersebut. Produk tersebut diantaranya yaitu Samyang (mi instan U-Dong), Samyang (mi instan rasa Kimchi), Nongshim (mi instan Shin Ramyun Black), dan Ottogi (mi instan Yeul Ramen).
BPOM sendiri telah mengambil sampel dan melakukan pengujian terhadap parameter DNA spesifik babi pada produk mi instan tersebut. Hasilnya, kelima produk tersebut terdeteksi positif mengadnung DNA babi. Diketahui, pihak importir tidak mencantumkan label/peringatan adanya kandungan babi pada kemasan.
Sebagai langkah antisipasi dan perlindungan konsumen, BPOM menginstruksikan Balai Besar / Balai POM di seluruh dunia untuk terus melakukan penarikan terhadap produk yang tidak memenuhi ketentuan, teramsuk produk yang telah terdeteksi positif mengandung DNA babi, namun tidak mencantumkan label peringatan.
Bahaya Daging Babi Bagi Kesehatan yang Perlu Diketahui
Daging babi atau dalam bahasa Inggris disebut dengan pork merupakan daging yang diproduksi dari babi. Bagi umat islam sendiri, daging babi ini tidak boleh dikonsumsi. Terlepas dari kondisi daging babi yang dianggap haram oleh beberapa kalangan dan juga beberapa keyakina tertentu, ternyata ada alasan tersendiri mengapa daging babi sebaiknya tidak dikonsumsi. Berikut ini beberapa bahaya daging babi bagi kesehatan tubuh yang patut diketahui, diantaranya adalah :
Mengandung cacing pita
Walaupun daging babi umum dikonsumsi dan dianggap sebagai salah satu sumber protein yang baik, namun terdapat risiko yang dihubungkan dengan daging babi, yaitu infeksi cacing pita atau sistiserkosis. Ini merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi Taenia solium alias cacing pita babi. Cacing pita babi jenis ini bisa ditemukan diseluruh dunia, terutama di negara-negara dengan sistem sanitasi yang buruk.
Selain itu, cacing pita juga dapat menimbulkan beberapa bahaya keseahatan bagi tubuh, diantaranya adalah :
- Feses yang keluar mengandung cacing
- Memicu timbulnya gejala anemia
- Mual dan muntah
- Diare
- Susah buang air besar
- Berat badan yang menurun drastis
- Menimbulkan rasa pegal pada otot
- Penurunan selerea makan
- Menyebabakn gangguan pada sistem pernapasan
- Kejang-kejang
- Sakit perut
- Gatal-gatal pada kulit
Meningkatkan risiko kanker
Daging babi termasuk daging merah yang diprediksi dapat memicu risiko penyakit kanker. Disebutkan pula bahwa daging merah dapat meningkatkan risiko terkena kanker hingga 25%. Adapun risiko kanker yang dihubungkan dengan konsumsi daging merah berlebih adalah kanker usus dan kanker paru-paru. Jika konsumsi daging babi atau daging merah lainnya dikurangi, maka mungkin setidaknya 10% kasus kedua kanker tersebut dapat dicegah.
Selain itu, mengonsumsi daging babi juga bisa menimbulkan bahaya kesehatan lainnya, seperti obesitas, meningkatnya kadar kolesterol, serta menghambat peredaran darah.
Kita harus selalu waspada dan hati-hati ketika akan membeli produk makanan. Untuk menghindari kandungan daging babi ataupun DNA babi pada makanan, sebaiknya periksalah terlebih dahulu kandungan atau komposisi yang ada dalam makanan sebelum membelinya. Anda bisa melihat informasi tersebut dalam kemasan produk. Semoga bermanfaat.
By Sri Maryati - Kesehatan Senin, 19 Juni 2017 10:22:29