Mengetahui Cara Mendeteksi Kandungan Babi pada Makanan
Baru-baru ini BPOM telah merilis 4 produk mi instan yang mengandung DNA babi dan tidak mencantumkan peringatan pada kemasannya. Hal ini tentu cukup meresahkan, pasalnya sebagian besar masyarakat Indonesia adalah muslim yang sudah semestinya untuk menghindari mengonsumsi babi yang termasuk sesuatu yang diharamkan.
Tidak hanya itu saja, diketahui pula bahwa mengonsumsi daging babi juga bisa menimbulkan bahaya bagi kesehatan tubuh. Infeksi cacing pita merupakan salah satu dampak mengonsumsi daging babi yang bisa menyerang tubuh.
Lalu, bagaimana cara mengetahui apakah makanan yang akan dikonsumsi mengandung babi atau tidak ?
Sebagai langkah antisipasi, berikut ini kami berikan informasi seputar cara mencdeteksi kandungan babi pada makanan yang perlu diketahui, diantaranya :
Logo halal dari MUI
Cara pertama yang paling aman dan mudah untuk memastikan bahwa produk makanan yang kita pilih tidak mengandung babi adalah dengan memastikan adanya logo halal dari MUI pada kemasan produk.
Perhatikan kandungan gelatin dalam label makanan
Walaupun gelatin terbuat dari tumbuhan, namun sebagian besar gelatin terbuta dari kulit babi. Anda patut waspada jika menemukan adanya kandungan gelatin dalam daftar komposisi yang tertera pada kemasan makanan, karena kemungkinan mengandung babi. Beberapa makanan yang sering mengandung gelatin diantaranya adalah agar-agar, puding, marshmallow, es krim, yoghurt, dan wafer.
Mengetahui zat makanan yang diekstrak dari babi
Selain gelatin, beberapa pemanis buatan dan zat yang terkandung dalam makanan seperti monogliserida, digliserida, gliserin, asam stearat juga dapat diekstrak dari babi. Maka dari itu, jika terdapat zat-zat tersebut dalam label makanan, maka ada kemungkinan jika makanan tersebut mengandung babi. Untuk memastikannya, baca lebih lanjut keterangan pada label makanan.
Gunakan testpack halal
Salah satu metode yang akurat dan cepat untuk mendeteksi kandungan DNA babi dalam makanan yaitu dengan menggunakan Halal Test. Tes ini diciptakan oleh peneliti asal Prancis pada 3 tahun silam.
Cara menggunakannya sangat mirip dengan testpack yang biasa digunakan untuk mendeteksi kehamilan. Jadi, sampel makanan dicampur dengan sedikit air, kemudian strip Halal Test dicelupkan ke dalamnya. Jika mengandung babi, maka strip akan menunjukkan adanya dua garis berwarna merah. Sedangkan jika tidak mengandung babi, maka hanya akan terlihat 1 garis merah. Di Indonesia sendiri, Halal Test ini dijual dengan harga sekitar 2,6 juta rupiah untuk 50 strip.
Gunakan aplikasi pada ponsel untuk mengetahui kehalalan makanan
Kini Anda bisa mendeteksi kehalalan makanan melalui aplikasi pada telepon seluar. Untuk makanan yang diimpor dari Korea, terkadang produk makanan tidak menyertakan komposisi makanan dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris. Untuk mengetahui halal atau tidak, maka pemerintah Korea menyediakan aplikasi HalalKorea. Anda cukup memindai barcode produk makanan Korea, maka aplikasi tersebut akan menyediakan informasi terkait sertifikat halal dari pemerintah Korea.
Di Indonesia, aplikasi bernama Cek BPOM juga menyediakan informasi seputar makanan dan obat yang terdaftar di BPOM, serta komposisi yang terkandung didalamnya.
By Sri Maryati - Tips Kamis, 22 Juni 2017 11:30:20