Mengenal Gangguan Tidur Microsleep yang Ancam Pemudik
Akitivitas yang padat atau banyaknya pekerjaan yang harus segera diselesaikan memaksa kita untuk tetap terjaga hingga larut malam dan mengurangi waktu tidur. Tentu saja hal ini dapat membuat siapapun kekurangan tidur dan dampaknya bisa mengantuk ketika beraktivitas disiang hari. Ketika ini terjadi, otak masih merasakan kelelahan namun tetap bertahan agar kita tetap terjaga. Akibatnya kita bisa mengalami gangguan tidur microsleep atau tertidur secara tiba-tiba namun hanya dalam waktu yang sangat singkat.
Microseleep merupakan tidur ringan yang hanya terjadi selama 5 hingga 10 detik. Hal ini terjadi secara tidak sengaja oleh otak untuk tertidur dan dalam situasi yang monoton. Biasanya orang-orang akan terbangun dari tidur ini karena mengalami sentakan dari kepalanya. Inilah sebabnya mengapa microsleep bisa mengancam para pemudik yang membawa kendaraan pribadi.
Secara sederhana, microsleep terjadi karena otak memasuki kondisi istirahat atau tidur saat tubuh masih beraktivitas dalam kondisi terjaga. Hal ini disebabkan karena otak tidak dapat bertahan diantara rasa lelah dan kondisi terjaga. Walaupun begitu, tidak semua bagian otak tertidur.
Microseleep ini disebabkan oleh kelelahan. Dalam kondisi normal, otak dapat menangkap dan memproses berbagai hal stimulus, sedangkan jika mengalami kelelahan terjadi penurunan konsentrasi sehingga fungsi ini menjadi lebih terbatas terhadap stimulus yang lebih kuat. Itulah sebabnya mengapa mereka yang mimiliki pekerjaan yang monoton akan lebih mungkin mengalami rasa kantuk terutama ketika kurangan tidur.
Jika kehadirannya tidak segera diatasi, maka episode microsleep akan semakin sering terjadi dan berlangsung lebih lama hingga akhirnya Anda benar-benar tertidur.
Sentakan kepala di situasi yang berbahaya dan berisiko, seperti saat sedang mengemudi atau meeting terkadang bisa mencegah episode lanjutan. Hal ini disebabkan karena rasa kaget dan pemahaman atas apa yang terjadi memicu aliran adrenalin ke seluruh penjuru tubuh.
Pengemudi, terutama mereka yang mengemudi dalam waktu yang lama, seperti saat mudik jadi lebih rentan terhadap risiko microsleep. Ini disebabkan karena mengemudi merupakan salah satu kegiatan yang monoton. Pengemudi yang masih berusia muda lebih berisiko mengalami microsleep karena secara umum mereka memerlukan jam tidur yang lebih panjang.
Menurut Departemen Transportasi, diperkirakan hampir 20% kecelakaan terjadi di jalan raya berhubungan dengan tidur.
Microseleep lebih rentan terjadi pada sore hari, ketika kadar energi pada tubuh mengalami penurunan, dan pada malam hari saat Anda biasanya tidur.
Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya cari tempat parkir yang aman dan konsumsilah minuman yang mengandung 150 mg kafein. Kafein ini baru akan memiliki efek setelah 20 menit. Sehingga Anda memiliki waktu sekitar 15 menit untuk beristirahat dan 5 menit untuk menyegarkan diri sebelum melanjutkan perjalanan mudik. Selain itu, pastikan juga Anda tidak berkendara terlalu lama.
By Sri Maryati - Kesehatan Jum'at, 23 Juni 2017 15:54:55