Mengetahui Gejala dan Cara Pengobatan Sindrom Tourette
Pada artikel sebelumnya kita telah membahas mengenai pengertian dan penyebab sindrom tourette. Nah, pada kali ini, kita akan memberikan informasi seputar gejala dan cara pengobatan sindrom tourette. Simak informasi lengkapnya disini !!
Gejala dan Cara Pengobatan Sindrom Tourette yang Perlu Diketahui
Seperti yang telah dijelaskan pada artikel sebelumnya, tic atau gerakan yang dilakukan secara tidak sengaja dan tanpa disadari, merupakan gejala utama dari sindrom tourette. Perilaku tic juga tidak memiliki maksud atau tujuan apapun, karena penderita sendiri pun tidak dapat mengendalikan kemunculannya.
Beberapa klasifikasi tic yang umumnya dilakukan oleh anak-anak diantaranya adalah :
- Motor tics
Yaitu melakukan gerakan secara berulang dan dapat melibatkan kelompok otot dalam jumlah yang terbatas (simple tics) ataupun beberapa otot seklaigus (complex tics). Beberapa gerakan yang termasuk dalam simple motor tics yaitu mengerdipkan mata, membuka mulut, mencibir, mengedutkan mulut, menganggukkan kepala, atau menggelengkan kepala. Sedangkan beberapa gerakan yang termasuk dalam complex motor tics adalah menyentuh, mengulang gerakan suatu benda, menekuk atau memutar badan, dan meloncat-loncat.
- Vocal tics
Yaitu membuat suara-suara yang turut melibatkan otot dalam jumlah terbatas (simple tics) ataupun beberapa kelompok otot sekaligus (complex tics). Beberapa contoh dari simple vocal tics adalah batuk, membuat suara menyerupai binatang, seperti menggonggong. Perilaku anak dengan simple vocal tics juga sering menggerutu tanpa alasan. Beberapa contoh dari compleks vocal tics adalah mengulang perkataan sendiri (palilalia) dan mengulang perkataan orang lain (echophenomena).
Sebelum tic timbul, penderita akan merasakan dorongan otot-otot tertentu ingin bergaerak. Kemudian pasien akan bergaerak untuk memuaskan dorongan ini. Terkadang pasien juga perlu menyelesaikan serangkaian gerakan atau hanya satu gerakan berulang-ulang dalam jumlah pengulangan tertentu.
Tic dapat dipicu dan diperparah olah faktor eksternal, seperti mendengar suara tertentu yang dapat memicu tic vokal. Tic juga lebih sering terjadi ketika penderita merasa gugup atau gembira, dan cenderung berkurang ketika pasien merasa tenang.
Penderita dengan gejala tic yang lebih ringan dapat mengabaikan dorongan untuk bergerak, sehingga mereka dapat mengendalikan gejala dengan sendirinya. Namun, peneliti menunjukkan, jika penderita mengabaikan dorongan tersebut, maka ini dapat menimbulkan ketegangan pada kelompok otot yang diserang.
Intensitas tiap tic dapat berbeda-beda dan dapat menghilang atau berganti ke gerakan atau vokalisasi lain. Namun, awalnya tic hanya terjadi pada bagian kepala dan leher. Tic motorik biasanya terjadi lebih dulu dibandingkan dengan tic vokal.
Seseorang yang dicurigai mengidap sindrom tourette dapat meminta bantuan ahli saraf berpengalaman. Jika sindrom tourette terkait dengan masalah neurologis lainnya, maka untuk pengobatan, dokter akan mencoba mengatasi kondisi neurologis tersebut terlebih dahulu kemudian memantai apakai berhasil mengurangi timbulnya tic atau tidak.
Namun, jika penderita tidak mengalami neurologis lainnya, maka metode pengobatan yang akan dilakukan diantranya adalah penggunaan obat-obatan dan terapi perilaku.
Obat-obatan
Jenis obat-obatan yang dapat membantu penderita untuk menekan timbulnya tic dan mendapatkan kehidupan yang normal, yaitu :
- Neuroleptics, dikenal sebagai obat yang paling efektif untuk sindrom tourette, biasa digunakan untuk mengobati gangguan psikotik. Beberapa jenis dari obat Neuroleptics diantaranya adalah pimozide dan haloperidol. Namun, karena dapat memicu timbulnya efek samping, maka pengobatan akan diawali dengan dosis kecil dan respon pasien akan dipantau dengan ketat. Jika efek sampingnya timbul, maka dosis obat tersebut perlu dikurangi. Beberapa efek samping yang dapat timbul diantaranya adalah bertambahnya berat badan, bergetar, dan seperti berada dalam pengaruh obat penenang.
- Alpha-adrenergic agonists, meskipun umumnya diresepkan bagi penderita hipertensi, namun obat golongan ini juag bermanfaat untuk menghentikan tics. Karena memiliki efek samping yang lebih sedikit dan ringan, maka dokter biasanya akan meresepkan obat ini sebelum memberikan neuroleptics.
Terapi perilaku
Perkembangan terbaru menunjukkan bahwa penderita sindrom tourette dapat dilatih untuk merespon dorongan untuk melakukan tic. Dengan begitu, maka kemungkinan untuk bergerak tanpa sadar hilang. Terapi ini disebut tanggapan bersaing dan pelatihan kesadaran. Terapi ini juga taerkadang dilakuan sebagai rangkaian dengan terapi suportif, seperti konseling untuk membantu pasien dengan gejala tic parah dalam mengatasi rasa malu dan masalah sosial karena kondisi yang mereka miliki.
Sindrom tourette tidak mengurangi kepintaran atau jangka waktu hidup penderitanya. Gejalanya dapat membaik seiring dengan bertambahnya usia, namun juga bisa bertambah parah sehingga memerlukan perawatan lanjutan.
Itulah beberapa gejala dan cara pengobatan sindrom tourette yang perlu diketahui. Dukungan bagi penderita sindrom tourette dapat membantu meredakan gejala yang mereka alami, dimana dapat dipicu oleh serangan kecemasan, depresi, serangan panik yang berasa dari lingkungan di sekitar mereka. Inilah sebabnya edukasi, terapi, dan dukungan kelompok memegang peranan yang penting bagi perkembangan kondisi penderita sindrom tourette.
Semoga bermanfaat.
By Sri Maryati - Kesehatan Jum'at, 18 Agustus 2017 13:20:39