Mengenali 5 Jenis Benjolan Payudara yang Bukan Kanker
Adanya benjolan di payudara menjadi salah satu mimpi buruk bagi semua orang, khusunya wanita. Hal ini mungkin disebabkan salah satunya karena benjolan merupakan salah satu tanda dari kanker payudara. Padahal, tidak semua benjolan tersebut merupakan tanda dari kanker payudara.
Beberapa benjolan yang timbul bisa saja merupakan tumor payudara jinak yang cenderung tidak berbahaya. Sebelum Anda mengambil keputusan, Anda harus mengetahui beberapa ciri benjolan pda kelainan payudara sesuai dengan jenisnya.
Berikut ini merupakan 5 jenis benjolan payudara yang bukan kanker dan ciri-cirinya yang perlu diketahui, diantaranya :
Fibroadenoma
Ini merupakan salah satu jenis tumor jinak yang paling sering dialami oleh wanita. Ciri-ciri dari benjolan ini diantaranya adlaah bis adigerakkan atau berpindah-pindah tempat, jika ditekan, benjolan akan terasa padat atau solid, berbentuk bulat atau oval, serta kenyal. Benjolan payudara ini biasanya juga tidak menimbulkan rasa sakit ketika ditekan. Selain itu, benjolan fibroadenoma biasanya juag cenderung memerlukan waktu lama untuk bertambah besar tetapi bukan tidak mungkin ukurannya akan menjadi sangat besar atau disebut juga dengan giant fibroadenoma.
Fibroadenoma biasa dialami oleh mereka yang baerusia 20-30 tahun dan ras Afrika-Amerika cenderung memiliki riisko lebih tinggi di kemudian hari. Fibroadenoma tidak akan berkembang menjadi kanker, dan penelitian terkait apakah fibroadenoma dapat meningkatkan risiko terekena kanker payudara di kemudian hari masih belum memberikan jawaban pasti.
Fibrosis
Jaringan ini hampir sama seperti jaringan luka. Jika diraba, fibrosis pada payudara akan terasa kenyal, padat, dan keras. Kelainan ini tidak akan menyebabkan atau berkembang menjadi kanker payudara. Penelitian terkait peningkatan risiko kanker payudara pada penderita kelainan fibrokistik menghasilkan kesimpulan yang beragam. Ada yang menyebutkan bahwa jika memiliki kelainan fibrokistik maka risiko kanker payudara di kemudian hari akan meningkat, namun ada juga yang menyatakan bahwa memiliki kelainan fibrokistik tidak akan meningkatkan risiko kanker payudara.
Kelainan fibrokistik
Sebagian besar benjolan di payudara merupakan fibrosis atau kista yang merupakan perubahan abnormal pada jaringan payudara dan tidak besifat ganas atau non kanker. Perubahan ini biasa disebut dengan perubahan payudara fibrokistik dan biasanya terdeteksi karena adanya benjolan pada payudara, rasa sakit, atau bahkan bengkak pada payudara. Kondisi dan gejala ini biasanya semakin memburuk seiring dengan dimulainya periode menstruasi wanita.
Benjolan yang terasa di payudara mungkin lebih dari satu dan terkadang dari puting akan keluar sedikit cairan berwarna keruh. Kondisi ini cenderung umum dialami oleh wanita usia produktif dan dapat terjadi di salah satu atau kedua payudara.
Kista
Kista merupakan kantung yang berisi cairan. Keberadaan kista biasanya baru terdeteksi ketika ukurannya sudah membesar atau disebut dengan kista makro di mana ukurannya mencapai2,5-5 cm. Pada tahap ini Anda sudah dapat merasakan adanya benjolan pada payudara. Kista cenderung membesar dan menjadi lunak ketika mendekati masa menstruasi. Benjolan kista biasanya berbentuk bulat atau lonjong dan mudah digerakkan atau berpindah-pindah ketika disentuh, sepperti menyentuh kelereng. Namun, benjolan kista dan benjolan solid lainnya sulit untuk dibedakan.
Pemeriksaan lebih lanjut diperlukan untuk mendapatkan data yang akurat apakah benjolan yang timbul benar-benar kista atau bukan. Sama halnya dengan fibrosis, kista juga tidak meningkatkan risiko terhadap kanker payudara.
Intraductal papilloma
Ini merupakan suatu tumor jinak, non kanker yang terbentuk pada kelenjar susu. Intraductal papilloma biasanya teraba berupa satu benjolan cukup besar yang terletak dekat dengan puting, atau bisa juga berbentuk beberapa benjolan kecil yang terletak jauh dari puting. Ukuran dari benjolan tumor ini berkisar antara 1-2 cm, bisa lebih besar atau bahkan lebih kecil tergantung dari dimana benjolan tersebut tumbuh. Terbentuk dari kelenjar, sel fibrous, dan pembuluh darah, intraductal papilloma lebih sering terjadi pada mereka yang berusia 35 hingga 55 tahun.
Jika intraductal papilloma terdiri hanya dari 1 benjolan saja dan berada dekat dengan puting, maka kondisi ini biasanya tidak diasosiasikan dengan peningkatan risiko kanker payudara. Namun, multiple papillomas alias tumor yang lebih dari satu dan tersebar di payudara jauh dari puting, dapat sedikit meningkatkan risiko Anda terkena kanker payudara di kemudian hari. Hal ini disebabkan karena multiple papillomas sering dikaitkan dengan suatu kondisi pre-kanker yang disebut dengan atypical hyperplasia.
Berdasarkan informasi yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa biasanya benjolan payudara yang jinak dan tidak berbahaya memiliki beberapa karakteristik, diantaranya adalah :
- Memiliki batas yang jelas
- Pertumbuhannya lambat
- Bisa terasa sakit atau tidak sama sekali
- Aktivitasnya cenderung mengikuti siklus menstruasi
- Cenderung mudah digerakkan atau bergeser jika disentuh
- Berbentuk oval atau bulat (biasanya terasa seperti kelereng)
By Sri Maryati - Kesehatan Rabu, 23 Agustus 2017 11:34:11