Waspadai Komplikasi Penyakit Hemofilia dan Penanganannya
Pada artikel sebelumnya kami telah membahas mengenai definisi dan gejala dari penyakit hemofilia. Dan pada artikel kali ini, kami akan memberikan informasi seputar komplikasi penyakit hemofilia penanganannya. Untuk Informasi selengkapnya, silahkan simak uraian dibawah ini !!
Waspadai Komplikasi Penyakit Hemofilia dan Penanganannya
Seperti yang telah dijelaskan pada artikel sebelumnya, hemofilia merupakan penyakit kelainan darah langka yang dapat diturunkan. Meskipun cukup serius, namun penderita penyakit hemofilia masih bisa beraktivitas dengan normal asalkan menjalani gaya hidup sehat dan mampu mencegah terjadinya perdarahan.
Meskipun begitu, jika penyakit hemofilia terus dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, maka hal tersebut dapat menimbulkan risiko yang lebih serius, seperti diantaranya :
- Kerusakan sendi yang berpotensi merusak jaringan halus sendi atau tulang rawan dan lapisan tipis di dalam sendi (synovium).
- Infeksi. Penderita memiliki risiko mengalami infeksi, terutama jika melakukan transfusi darah.
- Perdarahan internal. Perdarahan ini dapat terjadi di dalam otot dan menyebabakn tungkai membengkak.
Penyakit hemofilia tidak dapat disembuhkan. Mereka harus menjalani pengobatan seumur hidup. Namun, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengontrol penyakit ini. Pertama, dengan mencegah timbulnya perdarahan. Kedua, dengan melakukan perawatan khusus saat terjadi perdarahan.
Untuk mencegah terjadinya perdarahan, biasanya penderita diberikan suntikan faktor pembekuan darah. Suntikan yang diberikan untuk penderita hemofilia A adalah octocog alfa yang dirancang untuk emngontrol faktor pembekuan VIII (8). Pemberian suntikan ini dianjurkan setiao 48 jam. Pengobatan dengan cara ini dapat menimbulkan efek samping, seperti diantaranya gatal, ruam kulit, serta nyeri dan kemerahan pada area yang disuntik.
Sementara untuk penderita hemofilia B dengan kekurangan faktor pembekuan IX (9) akan mendapat suntikan nonacog alfa. Penyuntikan ini biasanya dilakukan 2 kali dalam seminggu. Efek samping yang mungkin timbul berupa mual, pembengkakan pada area yang disuntik, pusing, dan rasa tidak nyaman. Suntikan untuk mencegah perdarahan ini biasanya diberikan seumur hidup, dan perkembangan kondisi pasien yang akan terus dipantau melalui jadwal pemeriksaan rutin.
Sedangkan penanganan yang kedua yaitu untuk mengehntikan terjadinya perdahan secara berkepanjangan. Dalam hal ini, obat yang diberikan pada saat terjadinya perdarahan hampir sama seperti obat yang diberikan untuk mencegah perdarahan untuk menghentikan perdarahan pada kasus hemofilia A, dokter akan memberikans untikan octocog alfa atau desmepressin. Sedangkan untuk kasus hemofilia B, dokter akan memberikan suntikan nonacog alfa.
Penderita yang mendapat suntikan ini harus melakukan pemeriksaan kadar inhibitor secara teratur, karena obat faktor pembekuan darah terkadang dapat memicu pembentukan antibodi sehingga obat menjadi kurang efektif.
Cara Menghindari Perdarahan pada Penderita Hemofilia
Bagi penderita hemofilia, sangat penting untuk menjaga tubuh terhindar dari perdarahan. Berikut ini merupakan beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari terjadinya perdarahan, diantaranya adalah :
- Jaga kebersihan mulut agar gigi dan gusi terhindar dari penyakit dan tidak terjadi perdarahan.
- Hindari aktivitas yang melibatkan kontak fisik, seperti olahraga basket dan sepak bola.
- Jauhi latihan fisik yang bisa meningkatkan risiko memar dan cedera.
- Jangan lupa untuk berkendara dengan aman menggunakan alat pengaman, seperti helm atau sabuk pengaman.
- Jika terjadi perdarahan, luka, atau cedera, jangan lupa untuk mengikuti arahan dari dokter.
- Jaga tubuh tetap bugar dan sehat.
- Cek ke dokter secara rutin.
- Konsumsi makanan yang mengandung vitamin K (seperti bayam, gandum, brokoli) untuk membantu proses pembekuan darah, vitamin C (jeruk, paprika, mangga) untuk meningkatkan imunitas tubuh, kalsium (susu dan produk turunannya) untuk menguatkan tulang serta membantu pembentukan trombosit dan pembekuan darah, ataupun zat besi (seperti ikan, daging, kacang-kacangan) sebagai unsur utama dalam produksi sel darah merah.
By Sri Maryati - Kesehatan Kamis, 14 September 2017 11:33:47