Anda Termasuk Penggemar Seblak ? Waspadai Hal Ini !
Seblak merupakan olahan dari kerupuk yang memiliki rasa yang cukup nikmat. Maka dari itu, tidak heran jika makanan ini menjadi favorit banyak orang, mulai dari anak-anak hingga dewasa.
Seblak terbuat dari bahan dasar kerupuk. Jika biasanya kerupuk digoreng, namun dalam pembuatan seblak ini kerupuk diolah dengan cara direbus. Menurut Guru Besar Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor, Hardinsyah, cara mengolah kerupuk dengan cara direbus pada seblak mirip dengan kerupuk kulit.
Hardinsyah menjelaskan bahwa bahan dasar kerupuk berupa tepung tapioka kemudian ditambah bumbu seperti gula, garam, dan bawang putih serta udang atau ikan. Namun, ada pula yang menambahkan bleng atau boraks agar lebih kenyal dan awet. Padahal, penggunaan bahan tersebut tidak disarankan. Inilah hal yang harus diwaspadai penggemar seblak.
Bleng merupakan nama pasar untuk bahan kima yang disebut dengan Boreaks aatu Natrium Tetraborat. Penggunaan boraks pada pangan dilarang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan.
Bahkan, baru-baru ini viral kisah tentang anak yang mengalami radang usus buntu akibat mengonsumsi kerupuk kenyal dalam seblak. Hadinsyah menyarankan kepada pemerintah setempat atau dinas kesehatan terkait untuk mencari tahu dimana anak tersebut biasa membeli seblak.
Pasalnya, sebagaimana dijelaskan oleh Dr Ari Fahrial Syam, Sp PD, seblak yang umumnya terbuat dari kerupuk biasanya mudah hancur karena kerupun umumnya hancur dalam air, kecuali jika kerupuk tersebut mengandung zat tambahan tertentu seperti pengawet. Ini bisa menimbulkan masalah di pencernaan dan menyebabkan infeksi. Jadi, seblak itu seharusnya aman dan tidak mungkin memicu timbulnya pembengkakan.
Ia juga menjelaskan, pada kasus usus buntu, pasien mengalami penurunan daya tahan tubuh dan peradangan. Hal tersebut yang membuat usus membengkak. Maka dari itu, Ia mengimbau masyarakat agar selalu mengonsumsi makanan higienis. Hal ini dilakukan agar terhindar dari infeksi dan tidak menyebabkan sakit perut.
By Sri Maryati - Kesehatan Rabu, 11 Oktober 2017 10:23:07