Waspada! Ini Bahaya Preeklampsia Pada Ibu Hamil Dan Janin
Bahaya preeklampsia nyatanya sangat mengancam kesehatan sang ibu dan janin. Untuk lebih mewaspadainya, sebaelum kita membahas berbagai bahayanya, mari kita ketahui terlebih dahulu berbagai gejala dan penyebabnya dalam ulasan singkat berikut ini.
Preeklampsia adalah salah satu gangguan kehamilan yang di tandai dengan tekanan darah yang begitu tinggi dan di sertai kandungan protein dalam urine begitu tinggi. Kondisi ini juga di kenal sebagai penyebab kematian utama para ibu hamil di negara berkembang, karena dampaknya mampu membahayakan organ tubuh seperti ginjal, hati, mata bahkan hingga menghambat pertumbuhan janin.
Penyebab dan gejala preeklampsia
Kemunculan preeklampsia di di sebabakan adanya gangguan perkembangan pada plasenta (organ penting yang menyalurkan darah dari ibu hamil ke bayi). Kondisi tersebut umumnya di sebabkan oleh faktor genetik hingga adanya masalah pada pembuluh darah pemasok plasenta. Meski begitu, penyebab preeklampsia secara pasti belum sepenuhnya di pahami.
Selain dari pada itu, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko preeklampsia:
- Kehamilan pertama.
- Pernah mengalami preeklampsia pada kehamilan sebelumnya.
- Memiliki masalah medis lainnya seperti hiprtensi, diabetes dan lupus.
- Usia lebih dari 40 tahun.
- Jarak kahamilan lebih dari 10 tahun dari pada kehamilan sebelumnya.
- Mengalami obesitas pada awal khamilan.
Adapun gejala preeklampsia sendiri, umumnya tidak di sertai dengan gejala tertentu. Maka dari iru, wanita hamil sangat di tekankan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan dan mengecek tekanan darah secara teratur. Sebab, tekanan darah yang tinggi biasanya menjadi gejala awal dari preeklampsia. Dan harap waspadai jika tekanan darah anda tinggi hingga mencapai 140/90 mmHg.
Adapun gejala lainnya yang kemungkin muncul dapat berupa sakit kepala yang hebat, mengalami gangguan penglihatan, berkurangnya volume urine, sesak nafas, sensitif terhadap cahaya, mual dan juga muntah. Selain dari pada itu, kemungkinan nyeri perut bagian atas juga akan muncul, tepatnya di bawah rusuk sebelah kanan.
Berbagai efek bahaya preeklampsia pada ibu hamil dan janin
Setelah anda mengetahui berbagai pemicu dan juga dari kondisi, sebaiknya para ibu hamil menjadi semikn waspada akan kondisi ini. Karena bahaya preeklampsia pada kehamilan tak hanya memberikan efek embahayakan bagi sang ibu melainkan juga pada sang janin di dalam kandungan.
Dampak preeklampsia pada sang ibu
Pada dasarnya preeklampsia adalah bentuk komplikasi yang serius dalam hipertensi kehamilan. Namun bukan berarti penyebabnya adalah di karenakan hipretensi. Seperti yang telah di bahas sebelumnya, preeklampsia ini di sebabkan oleh gangguan yang hadir di dalam plasenta yang menyebabkan masalah lainnya yang berhubungan dengan vaskular.
Preeklampsia sendiri di ketahui memberikan dampak pada fungsi ginjal. Bahkan preeklampsia juga mungkin akan lebih rumit jika di sertai dengan kejang-kejang atau yang di sebut dengan eklampsia. Bahkan jika kondisi ini tidak tertangani dengan baik maka dapat menyebabkan kematian mendadak pada ibu hamil.
Adapun bahaya preeklampisa yang besar adalah jika di sertai dengan kehadiran sindrom HELLP (Hemolysis, Elevated Liver Enzimes and low platelet) atau hemolisis, terjadinya peningkatan enzim hati dan jumlah trombosit yang rendah, Sinndrom HELLP yang di sertai dengan preeklampsia, mengakibatkan banyak kematian pada ibu hamil terkait hipertensi.
Selain dari pada itu, masih terdapat bahaya akibat preeklampsia pada ibu hamil lainnya seperti resiko terjadinya penyakit kardiovaskular, solusio plasenta, kelahiran prematur pembekuan darah hingga stroke hemogarik yang di tandai dengan pecahnya pembuluh darah di otak akibat tingginya tekanan pada pembuluh tersebut.
Dampak preeklampsia pada janin
Pada dasarnya, hasil perinatal sangat di pengaruhi oleh usia kehamilan dan parahnya tingkat hipertensi. Preeklampsia berat akan memberikan tingkat cedera yang berbeda pada janin. Adapun dampak utama yang sering kali terjadi pada janin adalah kekurangan gizi akibat kekurangan vascular uteroplasenta yang mengarah pada gangguan pertumbuhan. Hal tersebut dapat memberikan dampak langsung berupa resiko bayi mengalami cacat lahir semakin besar.
Adapun pada umumnya kasus preeklampsia sendiri sembuh seiring bayi telah di lahirkan. Namun tetap saja pada saat kehamilan kasus preeklampsia ini harus di atasi dengan tepat. Pada dasarnya, tata laksana preeklampia yang utama adalah persalinan. Sehingga, apabila usia kandungan tidak terlalu, muda dokter akan menyarankan untuk melakukan proses persalinan lebih cepat.
Namun jika, preeklampsia di ketahui saat kehamilan masih terlalu muda, mungkin dokter akan menyarankan beberapa pengobatan seperti pen urunkan tekanan darah, mengonsumsi obat antikejang (pada penderita preeklampsia berat), kortikosteroid (penderita preeklapmsia sindrom HELLP) hingga rawat inap.
Demikian informasi yang dapat kami sampaikan pada kesempatan kali ini seputar bahaya preeklampsia pada ibu hamil dan janin. Semoga bermanfaat dan membuat anda menjadi lebih waspada akan kondisi yang satu ini.
By Nida Saripah - Ibu Hamil Kamis, 26 Oktober 2017 10:54:47