Ternyata Anak Juga Bisa Alami Stres! Ini Tanda-Tandanya
Banyaknya pekerjaan atau hubungan pribadi yang tidak baik memang sering menimbulkan stres. Namun, apakah Anda tahu bahwa ternyata anak juga bisa mengalami stres ? Bahkan dibandingkan orang dewasa, anak-anak lebih rentan mengalami stres.
Hal ini mungkin tidak banyak diketahui, bahkan banyak orangtua yang tidak menyadari hal tersebut. Menurut sebuah survei nasional yang dilakukan oleh situs kesehatan asal Amerika Serikat, WebMD, menyebutkan bahwa kebanyakan orangtua tidak menyadari timbulnya tanda-tanda anak stres. Ini bisa jadi disebabkan oleh suatu pemahaman keliru bahwa hanya orang dewasa yang bisa mengalami stres. Padahal, anak usia 5 tahun hingga remaja juga mungkin diserang stres.
Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan anak mengalami stres. Misalnya masalah dalam keluarga, tuntutan belajar dan bersaing di sekolah sangat tinggi, ada anggota keluarga yang sakit keras, atau tekanan sosial dari lingkungan pergaulannya.
Tanda-tanda stres pada anak memang sulit diketahui, terlebih lagi jika anak bukan teramsuk yang mudah mengungkapkan apa yang sedang dirasakan atau dipikirkannya. Maka dari itu, sudah menjadi tugas Anda sebagai orangtua untuk membantu mengenali tanda-tanda stres pada anak berikut :
- Berdiam diri
Ketika anak diam, bukan berarti ia sedang merenung. Bisa saja hal ini disebabkan karena anak merasa takut atau tidak diperhatikan. Terlebih lagi jika ia menolak diajak bermain oleh temannya. Mungkin saja ia mengalami stres disekolah. Untuk mengatasi hal tersebut, cobalah untuk berkonsultasi dengan guru di sekolah.
- Mudah takut
Salah satu tanda-tanda stres pada anak selanjutnya yaitu tiba-tiba jadi mudah takut. Baik itu takut tidur sendiri, takut ruangan gelap, takut ditinggal orangtua, atau takut menghadapi orang asing. Apalagi jika sebelumnya anak adalah sosok yang cukup pemberani. Ini merupakan tanda bahwa stres yang dialami anak sudah cukup parah.
- Tidak bisa konsentrasi
Karena merasa kewalahan dengan beban yang ditanggungnya, maka anakpun akan sulit untuk berkonsentrasi. Baik itu saat belajar di sekolah, mendengarkan perintah dari orantua, atau bahkan ketika menonton televisi.
Perhatikan jika anak cenderung menatap kosong ke depan atau menunduk saat melakukan aktivitas seperti biasanya. Itu berarti anak sudah tidak konsentrasu lagi terhadap hal yang sedang ia lakukan.
- Susah tidur
Tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga akan mengalami susah tidur jika mengalami stres. Selain susah tidur, biasanya anak-anak yang sedang stres juga sering terbangun di tengah malam karena mimpi buruk.
- Mengompol
Hati-hati jika anak sudah berhenti mengompol tiba-tiba kembali menunjukkan kebiasannya tersebut. Biasanya anak yang sedang stres memang kembali melakukan berbagai kebiasaan yang dimilikinya sejak kecil dulu. Di samping mengompol, anak mungkin juga kembali melakukan kebiasaan menghisap jari atau tidak mau lepas dari boneka kesayangannya.
- Timbulnya perilaku negatif
Perhatikan jika akhir-akhir ini anak menunjukkan perubahan perilaku yang kurang baik. Apakah itu anak jadi mudah marah, tersinggung, mengeluh, membantah, atau menangis.
Anak dan remaja juga mungkin akan lebih sering berbohong dan menyalahi aturan di rumah. Misalnya keluyuran sampai larut malam atau menolah mengerjakan pekerjaan rumah yang menjadi tanggungjawabnya.
- Perubahan nafsu makan
Nafsu makan anak bisa naika tau menurun secara drastis karena stres. Jika nafsu makannya menurun, ia mungkin saja beralasan bahwa makanannya tidak enak atau tidak lapar. Sedangkan jika nafsu makannya naik, anak mungkin menjadi lebih sering ngemil atau cepat lapar padahal sudah makan.
Jangan abaikan jika telah terlihat tanda-tanda stres pada anak. Stres yang dibiarkan dalam jangka panjang bisa berdampak negatif. Anak stres akan lebih rentan mengidap gangguan jiwa seperti depresi. Selain itu, karena perubahan pola makan akibat stres, anak pun akan berisiko mengidap kekurangan gizi atau kelebihan berat badan.
Untuk menghindari berbagai komplikasi akibat stres pada anak, Anda bisa mengajaknya berbicara mengenai tekanan yang sedang ia hadapi. Dari situ, Anda bisa membantu anak untuk memahami kondisinya sekaligus mencari solusi terbaik. Jika stres yang dialaminya tidak kunjung reda, Anda bisa berkonsultasi dengan ahli konseling anak dan keluarga.
By Sri Maryati - Ibu Dan Anak Senin, 13 November 2017 15:37:47