Waspada! Ini Bahaya Sindrom HELLP Jika Dialami Oleh Ibu Hamil
Bahaya sindrom HELLP selama kehamilan tak hanya mengancam nyawa ibu hamil melainkan juga janin. Sehingga sebelum terlambat, ada baiknya ketahui penyebab dan gejala kondisi ini sejak dini.
Sindrom HELLP adalah gangguan organ hati dan darah yang terjadi selama kehamilan, yang mana pertama kali ditemukan oleh Dr. Louis Weinstein tahun 1982. Sindrom ini sendiri pada umumnya sering kali dikaitkan dengan bahaya preeklampsia, yang mana bahkan dapat mengancam nyawa dan biasanya terjadi setelah kehamilan memasuki usia 20 minggu atau masuki trimester kedua bahkan setelah melahirkan.
Adapun jika diuraikan, singkatan dari sindrom HELLP sendiri merupakan singkatan dari Hermolisis (H) yakni keruksakan sel darah merah, Elevated Liver Enzymes (EL) yakni peningkatan produksi enzim dalam hati akibat gangguan pada sel hati dan Low Platelet (LP) yakni Jumlah platelet atau trombosit yang terlalu rendah, sehingga dapat mengganggu pembekuan darah.
Lalu, apa dampak dan bahaya sindrom HELLP jika dialami oleh ibu hamil?
Perlu untuk anda ketahui, apabila sindrom HELLP membuat tekanan darah pada ibu hamil melonjak sangat tinggi, maka satu-satunya jalan untuk menyelamatkan nyawa keduanya ialah dengan mengeluarkan janin. Adapun bagi janin yang lahir secara prematur atau beratnya kurang dari 2 kg, maka akan dapat perawatan intensif.
Meski begitu, presentase keselamatan bayi prematur bisa di prediksi dengan presentase 50:50 sebaba kesemua organ belum matang. Adapun jika harus memilih antara menyelematkan nyawa ibu atau jani, secara medis nyawa ibulah yang lebih duku diutamakan.
Dan dari data terpecaya diketahui, angka kematian secara global pada ibu hamil karena sindrom HELLP ini telah mencapai angka 25% per tahunnya. Dan itulah mengapa, sangat penting bagi ibu hamil untuk menyadari gejalanya sejak dini serta mendapatkan penanganan yang tepat.
Mengenal penyebab dan gejala sindrom HELLP pada ibu hamil
Pada dasarnya, penyebab sindrom HELLP yang di almi oleh ibu hamil khususnya belum diketahui secara pasti. Namun terdapat beberapa kondisi yang dapat meningkatkan resiko kondisi ini, seperti:
- Ibu hamil berusia 34 tahun ke tas.
- Sedang hamil bayi kembar.
- Memiliki riwayat keluarga yang pernah mengalami sindrom HELLP.
- Ibu hamil menderita kondisi medis seperti obesitas, tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit ginjal hingga pengentalan
- darah.
- Ibu hamil yang mengidap preeklampsia.
Sedangkan untuk gejala sindrom HELLP sendiri terbilang cukup beragam pada sertiap orangnya bhkan tidak terlalu spesifik. Sehingga akibatnya, kondisi ini terkadang cukup sulit untuk terdiagnosa. Namun, beberapa gejala yang umumnya timbul pada penderita sindrom HELLP selama kehamilan berlangsung diantaranya adalah sebagai berikut:
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Sakit perut (terutama ulu hati atau perut bagian kanan atas)
- Mual dan muntah
- Pembengkakan di tungkai, tangan dan wajah
- Terjadi kenaikan berat badan secara tiba-tiba
- Terjadi pendarahan secara spontan tanpa pencetus.
- Mengalami gangguan pencernaan
- Penglihatan cukup terganggu
- Sakit saat bernapas
Apabila ibu hamil menunjukkan mengalami berbagai gejala diatasnya, sebaiknya sesegera mungkin anda periksakan kondisi anda ke dokter. Umumnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu, kemudian tes urin untuk meklihat kebocoran protein, tes darah untuk mengevaluasi fungsi hati serta jumlah trombosit dan kemungkinan perlu di lakukan MRI untuk mengetahui kondisi kesehatan secara menyeluruh.
Akan tetapi, jika usia kehamilan masih kurang dari 34 minggu, sebelum terminasi, dokter umumnya akan melakukan beberapa langkah berikut ini. Seperti halnya:
- Tirah baring (Bed rest) dan perawatan di rumah sakit agar kesehatan sang ibu dan janin bisa dipantau dengan baik.
- Transfusi darah. Adapun dalam hal ini transfusi trombosit untuk pasien sindrom HELLP dengan jumlah trombosit yang terlalu rendah serta beresiko menimbulkan pendarahan.
- Pemberian kortikosteroid. Hal ini dilakukan untuk mempercepat pematangan paru-paru bayi sebelum lahir, agar bisa berfungsi dengan baik setelah lahir.
- Pemberian magnesium juga di lakukan untuk mencegah terjadinya eklampsia.
- Pemberian obat penurun tekanan darah.
- Pemantauan dan valuasi kemungkinan adanya kondisi gawat janin.
Adapun sebagai langkah pencegahan, ada baiknya ibu hamil selalu menjaga kesehatan tubuh dengan mengonsumsi makanan sehat, mengurangi garam, istirahat yang cukup, melakukan chek up secara rutin ke dokter, menginformasikan riwayat kesehatan keluarga dan masih banyak lagi.
Sekian informasi yang dapat kami sampaikan terkait bahaya sindrom HELLP jika dialami oleh ibu hamil. Semoga apa yang telah kami sampaikan dapat bermanfaat dan menjadi parameter kesehatan bagi kehamilan anda. Salam sehat bun!
By Nida Saripah - Penyakit Kamis, 30 November 2017 15:35:51