Mulut Terasa Manis ? Mungkin Kondisi Ini Penyebabnya !
Setelah mengonsumsi makanan yang mengandung gula, seperti permen, buah, atau makanan manis lainnya sering kali menyebabkan mulut terasa manis. Hal ini wajar terjadi dan mungkin sering dialami oleh sebagian besar orang.
Namun, ada beberapa orang yang merasakan mulutnya terasa manis meskipun tidak mengonsumsi makanan atau minuman manis sebelumnya. Anda harus waspada dengan kondisi ini, terutama jika terjadi secara terus menerus. Pasalnya, hal ini bis amenjadi tanda dari kondisi kesehatan yang serius.
Ada beberapa kondisi yang diduga menjadi penyebab mulut terasa manis yang perlu diwaspadai, diantaranya adalah :
- Infeksi
Infeksi pada sinus, hidung, dan tenggorokan bisa menyebabkan mulut terasa manis. Hal ini disebabkan karena indra perasa dan indra penciuman saling berhubungan. Selain itu, infeksi yang memengaruhi saluran pernapasan juga bisa mengganggu bagaimana otak merespon rasa.
- Diabetes
Diabetes merupakan penyakit yang paling umum menyebabkan mulut terasa manis. Pasalnya diabetes dapat memengaruhi seberapa baik tubuh dalam menggunakan insulin, yaitu hormon yang berperan untuk mengendalikan gula darah.
Ketika diabetes tidak terkendali, maka hal tersebut tidak hanya dapat meningkatkan glukosa dalam darah, tetapi juga glukosa pada air liur. Hal ini tidak jarang akan menimbulkan rasa manis di mulut Anda.
- Penyakit refluks asam lambung (GERD)
Beberapa orang yang memiliki refluks asam lambung juga sering mengeluhkan timbulnya rasa manis atau rasa seperti logam di mulut. Hal ini dikarenakan asam lambung yang kembali naik ke kerongkongan sehingga menimbulkan rasa manis di mulut.
- Ketoasidosis diabetik
Diabetes juga bisa menyebabkan komplikasi serius yang disebut dengan ketoasidosis diabetik. Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak bisa menggunakan glukosa (gula darah) untuk bahan bakar dan mulai menggunakan lemak sebagai gantinya. Akibatnya terbentuklah senyawa yang bersifat asam yang disebut dengan keton dalam jumlah banyak di dalam tubuh. Kelebihan keton dalam tubuh ini dapat menyebabkan mulut terasa manis.
Walaupun kondisi ini sangat umum terjadi pada penderita diabetes tipe 1 ataupun tipe 2, namun ketoasidosis diabetik juga bisa dialami oleh orang yang tidak atau belum menyadari jika diarinya mengidap penyakit diabetes, seperti pada anak-anak dan remaja.
- Kanker paru
Kanker paru-paru memang jarang menjadi penyebab dari timbulnya rasa manis di mulut. Dalam kasus yang langka terjadi, tumor paru-paru atau saluran pernapasan bisa meningkatkan kadar hormon seseorang dan memengaruhi indra pengecap.
- Kondisi neurologis
Kerusakan saraf juga bisa menjadi penyebab mulut terasa manis terus-menerus. Orang yang mengalami kejang atau yang pernah terkena stroke bisa mengalami gangguan sensorik. Hal ini bisa memengaruhi indranya, teramsuk ketika mengenali rasa dan bau. Hasil dari kerusakan ini cukup rumit dan mungkin berbeda-beda dalam setiap kasus.
Dalam beberapa kasus, seseoran mungkin akan mengalami rasa manis di mulut yang bisa timbul hilang atau muncul secara konsisten.
- Konsumsi obat-obatan tertentu
Mengonsumsi obat-obatan tertentu juga bisa menjadi penyebab timbulnya rasa manis di mulut. Seperti obat kemoterapi sering mengubah selera indra perasa seseorang. Ini merupakan salah satu efek samping kecil dari obat-obatan yang sering digunakan untuk penyakit serius.
- Kehamilan
Kehamilan menyebabkan perubahan kadar hormon dan sistem pencernaan wanita, yang keduanya dapat memengaruhi rasa dan bau di dalam mulut. Beberapa wanita hamil umumnya sering merasakan mulut tidak enak, seperti terkadang bisa terasa manis, pahit, asam, asin, hingga terasa seperti logam.
- Sedang diet rendah karbohidrat
Orang yang sedang menjalani diet rendah karbohidrat juga sering merasakan sensasi manis di mulutnya. Hal ini terjadi karena asupan karbohidrat rendah membuat produksi insulin si dalam tubuh juga menurun. Akibatnya, tubuh akan menyebabkan keton terbentuk di aliran darah sehingga menghasilkan rasa manis di mulut.
Anda tidak perlu khawatir jika mulut terasa manis timbul masih terjadi dalam frekuensi yang jarang. Namun, jika hal ini terjadi secara terus-menerus secara teratur dan semakin intens, maka sebaiknya segera hubungi dokter untuk mengetahui penyebab serta cara penanganannya yang tepat.
By Sri Maryati - Kesehatan Jum'at, 12 Januari 2018 14:42:31