Obat Antibiotik Untuk Penyakit TBC Rifampicin
Rifampicin, Obat Antibiotik Untuk Penyakit TBC
Rifampicin merupakan obat yang berfungsi untuk menghentikan perkembangbiakan serta pertumbuhan bakteri. Obat yang disebut juga dengan rifampin ini adalah antibiotik yang bisa dipakai untuk mengobati beberapa infeksi serius dimana bakteri sebagai penyebabnya. Contoh penyakit yang bisa diatasi oleh rifampicin adalah TBC, pneumonia Legionnaires, infeksi staphylococcus, bruselosis, kusta, serta mencegah meningitis dan influenza.
Obat resep ini tersedia dalam bentuk kapsul, tablet, cairan yang diminum, serta suntik. Perempuan yang sedang hamil dan menyusui harus mengikuti anjuran dokter dalam mengonsumsinya. Harap hati-hati ketika sedang menderita gangguan ginjal, gangguan hati, diabetes, gangguan darah turunan, penyakit kuning, dan porfiria.
Mengenai dosisnya, rifampicin disesuaikan dengan jenis penyakit yang diderita. Berikut kami jelaskan secara rinci dosis rifampicin.
- Untuk penyakit TBC, dosisnya 8 sampai 12 mg/kg per hari.
- Untuk infeksi staphylococcus, dosisnya 600 sampai 1200 miligram per hari dibagi menjadi 2 sampai 4 dosis.
- Untuk pencegahan meningitis, dosisnya 600 miligram dua kali sehari selama dua hari.
- Untuk penyakit kusta, dosisnya 10 mg/kg per hari atau 600 mg per bulan.
- Untuk pneumonia legionnaires, dosisnya 600 sampai 1200 miligram per hari dibagi menjadi 2 sampai 4 dosis.
- Untuk bruselosis, dosisnya 600 sampai 1200 miligram per hari dibagi menjadi 2 sampai 4 dosis.
- Untuk mencegah influenza haemophilus, dosisnya 20 mg/kg per hari selama empat hari.
- Untuk anak-anak, dosisnya harus ditanyakan pada dokter.
Agar penyerapan obat ini maksimal, rifampicin sebaiknya dikonsumsi ketika lambung dalam keadaan kosong yakni satu jam sebelum makan ataupun dua jam setelah makan. Beri jarak waktu yang cukup antar dosis. Usakan untuk mengonsumsinya di jam yang sama setiap hari. Mengonsumsi rifampicin bisa menyebabkan kontak lensa mata menjadi buram. Oleh karena itu, mereka yang mengalami gangguan penglihatan ada baiknya mengganti kontak lensa dengan kacamata selama penggunaan obat ini.
Beberapa obat seperti verapamil, zolpidem, bisoprosol, simvastatin, diazepam, dan obat pereda nyeri bisa mengganggu kinerja rifampicin. Oleh karena itu, konsultasikan dulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini. Jika sedang memakai alat kontrasepsi hormon, tambahkan pengaman kondom karena efek kontrasepsi menjadi menurun saat mengonsumsi rifampicin. Pastikan untuk menghabiskan semua dosis yang diberikan dokter meski kondisi sudah membaik. Hal ini penting agar infeksi tidak kembali.
Ketahui efek samping dari penggunaan rifampicin seperti mengantuk, diare, lemas, nafsu makan berkurang, mual, urin dan keringat berwarna kemerah-merahan, dan sakit kepala.
By Ana Rediana - Obat Kimia Kamis, 11 Agustus 2016 08:58:27