Kerja Shift Malam Bisa Tingkatkan Risiko Kanker pada Wanita
Di beberapa perusahaan, jam kerja, waktu istirahat, dan lembur sudah dicantumkan dalam Perjanjian Kerja Bersama. Umumnya, atas jam kerja maksimal tenaga kerja di Indonesia adalah 8 jam perhari. Biasanya jam kerja dimulaid ari jam 8 pagi hingga jam 4 sore. Namun, tidak semua pekerja bekerja pada jam tersebut. Ada beberapa perusahaan yang menerapkan kerja shift.
Kerja shift sendiri biasa diartikan sebagai pekerjaan pada jam tertentu yang dipayakan oleh perusahaan untuk memaksimalkan produktivitas. Biasanya kerja shift dibagi ke dalam 2 waktu, yaitu shift siang dan shift malam.
Bagi sebagian orang, terutama kaum pria, bekerja di malam hari bisa jadi pilihan karena dianggap menyenangkan. Selain bebas dari kemacetan lalu linta yang dapat memicu stres, bekerja shift malam juga bisa memungkinkan kita untuk melakukan kegiatan-kegiatan lainnya yang bermanfaat di rumah atau di luar lingkungan rumah pada siang harinya.
Namun perlu diingat, kesehatan jiwa dan raga juga tetap harus diperhatikan, terutama bagi wanita. Pasalnya beban kerja bisa jadi pemicu berbagai jenis penyakit karena pada dini hari tingkat konsentrasi dan fokus seseorang pastinya menurun.
Selain itu, Umumnya jam biologis manusioa adalah waktu malam merupakan jadwal untuk tidur dan beistirahat. Jika dilanggar, maka ada beberapa konsekuensi kesehatan yang akan terjadi. Ini tentu mengkhawatirkan, terutama bagi wanita yang harus bekerja dengan jadwal shift malam.
Penelitian dari American Association for Cancer Research (AACR), mengungkapkan bahwa kerja shift malam bisa tingkatkan risiko kanker pada wanita 19% lebih tinggi. Kanker yang paling rentan adalah kanker payudara, kanker paru-paru, kulit, dan gastrointestinal dibandingkan dengan wanita yang tidak bekerja shift malam.
Didalam penelitian tersebut juga disebutkan bahwa profesi perawat menjadi yang paling besar risikonya terkena kanker payudara karena lebih sering mendapatkan jam kerja jaga di malam hari. Perawat yang bekerja pada shift malam memiliki 58% lebih mengembangkan kanker payudara, 35% lebih mengembangkan kanker gastrointestinal, dan sebanyak 28% kanker paru-paru.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan pekerja malam lebih berisiko terkena kanker. Namun, study sebelumnya menduga jika gangguan hormonal bisa menjadi salah satu pemicunya. Hormon melatonin yang biasanya meningkat di malam hari saat gelap, akan menjadi tertekan saat seseorang tetap terjaga dalam cahaya lampu. Hal tersebut bisa memicu pertumbuhan tumor mengingat melatonin adalah antioksidan yang menghambat pertumbuhan kanker.
Gangguan waktu tidur juga bisa memengaruhi gen yang berfungsi memperbaiki DNA, yang pada akhirnya bisa membuat pertumbuhan sel tidak normal dan menjadi kanker.
Peneliti Xuelei Ma, PhD, ahli onkologi Sichuan University, menyebutkan bahwa dengan mengintegrasikan secara sistematis dari data sebelumnya, maka ditemukan bahwa kerja shift malam dihubungkan secara positif dengan beberapa kanker umum pada wanita. Hasil penelitian ini menunjukkan perlunya program perlindungan kesehatan bagi pekerja shift malam wanita jangka panjang.
Ma juga menambahkan bahwa hasil studi tersebut memberikan dampak positif agar orang-orang yang sering mendapatkan shift kerja malam bisa mengatur program pemeriksaan kanker. Sehingga kanker bisa di cegah sejak dini.
Karena malam hari adalah waktu utama untuk istirahat, dimana tubuh akan meregenerasi sel-sel sehingga tetap bisa bekerja optimal pada keesokan harinya, maka kurang tidur di malam hari bisa menyebabkan banyak ketidakseimbangan hormon dan metabolisme sehingga memicu lebih banyak penyakit, salah satunya kanker. Jadi, jika kemungkinan bisa mengganti shift kerja, akan lebih baik tidak bekerja di malam hari.
By Sri Maryati - Kesehatan Selasa, 13 Februari 2018 14:36:11