Mengetahui Penyakit ALS yang Dialami Stephen Hawking
Dunia sains baru saja dirundung duka. Salah satu fisikawan terkemuka, Stephen Hawkin, baru saja dikabarkan meninggal dunia. Beliau meninggal dunia pada usia 76 tahun dan diakibatkan karena penyakit ALS atau Amyotrophic Lateral Sclerosis yang diidapnya.
Penyakit ALS menyerang sel saraf, dan biasanya penderita hanya bisa bertahan selaam 2 sampai 5 tahun setelah timbul gejala. Namun, tidak dengan Stephen Hawkin. Ahli fisika terkenal asal Inggris ini mampu bertahan hingga 47 tahun setelah divonis ALS.
Lalu, apa itu Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS) ?
Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS) atau dikenal juga dengan sebutan Lou Gehrig's disease merupakan penyakit yang menyerang sel saraf secara progresif. Penyakit ini menimbulkan kerusakan pada saraf hingga menyebabkan fungsinya hilang sama sekali. Saraf di tubuh akan mengalami kerusakan secara perlahan-lahan dan berangsur-angsur rusak dan mati.
Penderita ALS pada awalnya sering mengalami otot berkedut dan lemas. Kemudian bicaranya tidak jelas, hampir serupa seperti pasien stroke. Penyakit ini memengaruhi kontrol otot yang diperlukan untuk bergerak, berbicara, makan, dan bernapas. Tidak ada obat untuk ALS sehingga penyakit ini berakibat fatal.
Mengetahui Penyebab dan Gejala Penyakit Amyotrophic Lateral Sclerosis
Penyebab dari ALS masih belum diketahui secara pasti sampai saat ini. Peneliti menduga bahwa penyakit ini disebabkan karena mutasi gen, ketidakseimbangan zat kimia otak, gangguan sistem kekebalan tubuh, dan akumulasi protein abnormal dalam sel saraf.
Faktor lingkungan juga disebut jadi salah satu penyebab terjadinya ALS. Misalnya kebiasaan merokok, paparan toksin, racun timbal dan benda-benda logam, dan lainnya. Sebuah studi juga menyebut jika pekerja militer berisiko tinggi terkena ALS.
Perjalanan penyakit ALS berbeda pada setiap individu. Sekitar 20% penderita ALS dapat bertahan hidup hingga 5 tahun, 10% bisa bertahan hingga sampai 10 tahun, dan 5% hingga 20 tahun atau lebih. Namun, rata-rata harapan hidup penderita ALS setelah divonis mengidap penyakit tersebut adalah sekitar 3 tahun.
Penyakit ALS sering diawai dengan gejala kedutan pada otot, kelemahan pada anggota tubuh, dan kesulitan berbicara. Selain itu, beberapa gejala lain yang biasanya juga timbul, yaitu diantaranya :
- Kesulitan berjalan
- Kelemahan lengan atau tangan
- Kesulitan berbicara dan menelan
- Kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari
- Kram dan kedutan di lengan, bahu, dan lidah
- Kelemahan tungkai, kaki, atau pergelangan kaki
- Kesulitan menegakkan kepala atau mempertahankan postur tubuh
Mungkin pada awalnya gangguan motorik pada penderita ALS hanya akan terjadi pada satu bagian. Namun, seiring waktu hal tersebut dapat memengaruhi hampir seluruh otot yang tadinya mampu dikendalikan.
Semakin lama penyakit ALS berada did alam tubuh, maka kerusakan sel saraf juga akan semakin parah. Jika hal ini sudah terjadi, maka penderita akan mengalami sulit menelan, mengunyah, berbicara atau bahkan untuk sekedar bernapas.
Tidak ada tes tunggal yang mampu memberikan diagnosis definitif terkait ALS, meskipun gejala aktivitas neuron motorik atas dan bawah sangat disarankan. Sebaliknya, diagnosis ALS terutama didasarkan pada gejala dan tanda yang diamati dokter kepada pasien melalui serangkaian tes.
Pertama, dokter akan mengamati riwayat kesehatan penderita secara keseluruhan, kemudian melakukan pemeriksaan neurologis secara berkala untuk menilai apakah gejala seperti kelemahan otot, refleks yang terlalu berlebihan atau otot yang kencang dan kaku semakin memburuk.
Pengujian ALS yang mungkin dilakukan, selain pengamatan klinis, meliputi elektromirogram (EMG), kapasitas vital paksa (FVC), dan tes pernapasan lainnya, juga analisis laboratorium darah lengkap.
By Sri Maryati - Kesehatan Jum'at, 16 Maret 2018 13:39:36