Jangan Sampai Terkecoh! Ini 7 Penyakit Dengan Gejala Mirip Flu
Gejala mirip flu seperti halnya sakit kepala, demam, hidung tersumbat dan batuk mungkin sering kali terlihat pada sebagian orang. Namun jangan salah, tidak setiap orang yang mengalami gejala tersebut bukan berarti ia mengalami flu biasa. Melainkan terdapat kemungkinan ia mengalami gangguan kesehatan lainnya, seperti yang akan kami bahas pada kesempatan kali ini.
Musim pancaroba nampaknya belum segera berakhir. Justru cuaca dalam beberapa pekan ini semakin tak menentu. Dan di saat-saat seperti ini, sering kali orang mengalami beberapa gejala yang mirip dengan flu. Sehingga biasanya kita langsung menganggapnya sebagai flu biasa.
Namun sejatinya, tidak semua gejala yang mirip dengan flu bisa dikategorikan sebagai flu. Mungkin memang kemiripan gejala akan mengecoh, bahkan dokter sekalipun. Apalagi beberapa penyakitya dengan gejala serupa flu nyatanya meningkat penularannya selama musim-musim pancaroba seperti sekarang ini.
Mengenal 7 penyakit dengan gejala mirip flu
Terlepas dari pengaruih cuaca dan imunitas yang umumnya menjadi pemicu flu biasa, berikut adalah berbagai penyakit yang memiliki gejala persis dengan flu. Apakah sajakah itu?
1. Selesma
Tak sedikit orang yang menyebut gejala pilek disertai sakit kepala dan demam ringan sebagai gejala flu. Padahal meski kondisinya hampir sama, kondisi tersebutpun bisa disebabkan oleh selesma. Namun selesma umumnya juga disertai dengan gejala lain seperti nyeri sendi.
Apabila flu disebabakan oleh virus influenza, berbeda halnya dengan selesma yang disebabkan oleh virus lain seperti rhinovus, enterovirus, paraflu dan lainnya. Pada umumnya selesama akan menyerang selama 2 minggu, namun kita mempersingkatnya dengan mengonsumsi lebih banyak vitamin C dan zinc , namun tetap dalam dosis yang wajar.
2. Radang tenggorokan
Meski memiliki beberapa gejala yang mirip dengan flu seperti demam dan nyeri sendi ringan, namun keluihan ini umumnya mudah dikenali lantaran umumnya juga ditandai dengan rasa kering, nyeri dan mengganjal di tenggorokan terlebih saat menelan atau berbicara.
Selain itu, umumnya penderita tenggorokan juga tidak mengalami gangguan pernapasan seperti halnya pilek dan hidung tersumbat. Hanya saja, penderitanya justru akan mengalami pembengkakan pada tonsil, kelenjar limpa di leher, atau rona kemerahan dalam mulut.
Tak jarang kondisi ini disebabkan oleh serangan bakterii. Maka dari itu, biasanya dokter akan meresepkan antibiotik untuk mengobatinya. Mengonsumsi vitamin C juga dapat membantu mempercepat penyembuhan, namun sangat tidak disarankan untuk mengonumsi makanan asam lantaran bisa memperparah iritasi yang terjadi di tenggorokan.
3. ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas)
Gangguan pernapasan yang satu ini juga memiliki beberapa gejala yang mirip dengan flu. Bahkan sekilas kedua kondisi ini sulit untuk di bedakan. Kondisi yang biasanya berawal dari hidung dan trakea ini, mnyebabkan penderitanya mengalami hidung tersumbat dan gatal di area tenggorokan atas.
Namun selain itu, penderita ISPA juga akan mengeluhkan gejala lainnya seperti bersin-bersin, gatal di pangkal tenggorokan atas, demam, nyeri sendi, batuk dan terkadang disertai dengan sakit tenggokan ringan. Pada dasarnya ISPA merupakan bentuk lain dari selesma yang telah berkembang sampai taraf lebih berat.
Bisa disebabkan oleh virus yang berkembang pesat maupun lantaran bebnda asing yang mengiritasi seperti asamp, debu, kotoran dan lainnya. Maka dari itu, selain dengan menggunakan obat anti-virus dengan memperbaiki imunitas, penderitanya juga bisa dibantu dengan pengobatan anti-selesma dan anti-inflamasi untuk meradakan peradangan yang tejadi.
4. Bronkitis
Bronkitis merupakan penyakit infeksi pada bronkeolus, atau saluran persimpangan di paru-paru. Dan jika kondisi ini di abaikan maka dapat mengganggu fungsi paru-paru secara permanen. Adapun untuk gejala utamanya adalah bayuk dan sesak. Tak jarang penderitanya juga mengalami seak napas yang disertai batuk berdahak hingga sakit tenggokan.
Penyakit yang pusat permasalahannya ada pada tenggorokan dan dada ini juga biasanya disertai dengan gejala demam dan nyeri sendi ringan. Infeksi kebanyak disebabakan oleh bakteri, meski sebagian disebabakan oleh virus. Terkadang, kondisi ini menyerang dalam kurun waktu 3 pekan. Namun, dalam kasus yang kronis bisa sampai 3 bulan dan kambuh kembali.
5. Pneumonia
Infeksi pada kantung udara paru-paru ini umumnya lebih dikenal dfengan istilah paru-paru basah. Pneumobnia sendiri memiliki beberapa gejala yang mirip dengan flu, seperti batuk berdahak dengan lendir berwarna kehijauan atau kuning kental. Selain itu penderitanya juga akan mengalami demam dan juga menggigil.
Meski memiliki banyak kesamaan, namun gejala yang khas dari pnumonia ini adalah rasa sesak, termasuk saat bernapas. Penderitanya juga kerap mengeluarkan keringat dingin dengan suara batuk yang dalam. Kondisi ini bisa disebabakan oleh virus, tanpa berkaitan dengan flu. Bisa juga di sebabkan oleh bakteri, jamur meski jarang terjadi.
6. Meningitis
Kondisi ini sejatinya adalah gejala infeksi pada selaput meninge, atau lapisan pelindung luar terluar pada otak. Meningitis ini tak jarang menyebabkan selaput membengkak, menyerang saraf-saraf otak, erta menimbulkan tekanan dan rasa kaku pada leher. Selain itu, penderitanya juga sering mengeluhkan dema, sakit kepala dan bahkan gejala mirip flu seperti pilek dan hidung tersumbat.
Pada umumnya kondisi ini disebabkan oleh virus dan juga bakteri. Namun biasanya penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang cukup parah dampaknya. Akan tetapi setiap jenis meningitis bisa cukup berbahaya lantaran bisa merusak saraf bila sampai terlambat ditangi.
7. Mononukleus
Penyakit yang satu ini memang mungkin cukup asing. Dan karena itulah banyak penderitanya yang keliu mengenalinya sebagai penyakit flu biasa. Mononukleuosis disebabkan oleh virus yag berbeda, yakini Epstein-Barr. Adapun penularannya melalui lendir mulut dan umumnya menyerang kalangan remaja hingga dewasa.
Meski tidak bersifat berbahaya, namun umumnya tak jarang menyebabkan gejala yang bgitu mengganggu. Diantaranya sakit tenggorokan yang disertai pembengkakan kelenjar, demam dan juga nyeri sendi yang kuat. Bahkan juga timbul keluhan pada mulut seperti bintik-bintik merah di langit-langit mulut, gusi berdarah, sariawan hiongga produksi dahak yang berlebihan.
Dan adapun yang menjadi masalahnya adalah, beberapa penderita yang terinfeksi virus Epstein Barr akan menyimpan virus ini dalam tubuh mereka dalam kondisi non aktif. Namun apabila virus ini berhasil menular ke orang lain, maka secara otomatis virus ini menjadi aktif dan cepat menginfeksi. Adapun penularannya biasanya melalui kontak secara langsung dengan air liur, seperti ciuman, berbagai makanan dan berbagi sikat gigi.
Ternyata cukup banyak penyakit yang memiliki gejala mirip flu. Bberapa diantaranya sebenarnya tidak lebih verat dari pada flu biasa sehingga bisa diatasi dengan cara yang sama seperti flu ringan. Namun ada juga yang menjadi cukup serius dan memerlukan penangan yang intensif. Untuk itu, kita semua sebaiknya lebih waspada apabila mengalami beberapa gejala yang mirip dengan flu, jangan langsung menaggapnya sebaik flu biasa, lebih baik segera memeriksakannya pada dokter.
By Nida Saripah - Penyakit Rabu, 11 April 2018 09:14:32