Jangan Sembarangan Konsumsi Minuman Beralkohol! Ini Alasannya
Peredaran alkohol saat ini terbilang cukup bebas di kalangan masyarakat. Padahal, alkohol diketahui bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan tubuh.
Alkohol termasuk salah satu jenis minuman yang cukup banyak dikonsumsi, baik karena rasanya yang nikmat atau hanya sebagai minuman saat bersantai dan berkumpul dengan orang-orang terdekat.
Minuman beralkohol atau terkadang disingkat minol adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah bahan psikoaktif dan konsumsinya bisa menyebabkan penurunan kesadaran.
Ada banyak aturan minum alkohol yang harus diikuti. Misalnya anak-anak belum boleh mengonsumsinya, orang dewasa tidak boleh minum terlalu banyak atau terlalu sering, dan ibu hamil harus menghindari alkohol. Bahkan, di beberapa negara penjualan minukan beralkohol dibatasi hanya ke sejumlah kalangan saja.
Di Indonesia sendiri, minuman beralkohol yang diimpor peredarannya diawasi oleh negara. Dalam hal ini diamanatkan kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Indonesia (DJBC). Dalam istilah kepabeanan dan cukai, minuman beralkohol disebut sebagai Minuman Mengandung etil alkohol (MMEA).
Mengingat dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari mengonsumsi MMEA tersebut, maka MMEA ini juga digolongkan dalam 3 kelompok, yaitu golongan A (kurang dari 5%), golongan B (5% sampai dengan 20%), dan golongan C (lebih dari 20%).
Lalu, mengapa minuman beralkohol tidak boleh dikonsumsi secara sembarangan ?
Secara umum, seseorang minum alkohol karena beberapa alasan, misalnya menjaga hubungan baik dengan relasi, untuk menghangatkan badan saat musim hujan atau dingin, membuat rileks, dan melupakan beban masalah yang dihadapinya.
Walaupun begitu, ada beberapa alasan yang mengharuskan kita sebaiknya jangan sembarangan konsumsi minuman alkohol, diantaranya :
- Memicu hipertensi
Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan ternyata bisa meningkatkan tekanan darah sebanyak 1,3 mmHg untuk setiap konsumsi 10 gram alkohol per hari. Namun, kondisi ini akan membaik setelah Anda berhenti mengonsumsi alkohol selama 2-4 minggu.
- Kerusakan pada otak
Mengonsumsi alkohol secara sembarangan juga bisa membuat kerusakan pada otak. Tentu saja hal ini juga dipengaruhi oleh seberapa banyak minumaan beralkohol yang Anda konsumsi, usia, jenis kelamin, dan riwayat keluarga dalam konsumsi alkohol. Konsumsi alkohol berlebihan dapat memicu terjadinya amnesia dan demensia.
Bahkan kondisi ini bisa menyebabkan adanya gangguan dalam berbahasa, berpikir logis, dan menyelesaikan masalah. Hal ini disebabkan karena alkohol akan membuat otak mengalami atrofi, atau menyusut dari ukuran seharusnya.
- Mengganggu perkembangan janin
Mengonsumsi alkohol saat hamil bisa menimbulkan dampak negatif dan menimbulkan terjadinya fetal alcohol syndrome. Sindrom ini akan menimbulkan gangguan perkembangan pada janin. Ganggun ini bisa berupa berat badan lahir rendah, kelainan pada wajah dan kepala bayi, gangguan sistem saraf, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, hingga terjadi keterbelakangan mental pada anak.
Jika Anda sedang hamil, maka sangat dianjurkan untuk menghindari minuman beralkohol. Alkohol, terutama jika berlebihan, bisa menimbulkan dampak sangat buruk bagi janin.
- Gangguan fungsi hati (liver)
Mengonsumsi minuman beralkohol terlalu banyak diketahui dapat menimbulkan gangguan pada fungsi hati. Hal ini tentu juga dipengaruhi oleh jumlah alkohol yang Anda konsumsi. Risiko gangguan fungsi hati akan meningkat jika Anda mengonsumsi lebih dari 60-80 hram alkohol perhari pada pria dan lebih dari 20 gram per hari pada wanita, selama 10 tahun atau lebih.
Gangguan hati yang terjadi sangat beragam, tergantung pada tingkat keparahannya. Jika masih awal mungkin tidak terjadi gejala apapun. Namun, bisa juga ditemukan adanya gambaran pembuluh darah pada perut yang sering disebut dengan spider nevi.
Selain itu, ketika dilakukan tes fungsi hati, nilai laboratorium Anda mungkin akan mengalami peningkatan di atas normal, yang menunjukkan adanya gangguan penyakit hati.
- Meningkatkan risiko kanker
Kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol secara tidak wajar ternyata juga bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker. Mengonsumsi alkohol secara berlebihan dalam waktu yang lama dapat menimbulkan adanya mutasi pada DNA, terjadi peradangan, dan akhirnya memicu perubahan sel prakanker menjadi sel kanker.
Selanjutnya, dengan sistem daya tahan tubuh yang lemah, sel kanker akan menyebar ke berbagai organ tubuh. Kanker pada mulut, laring, esofagus, dan hari sering terjadi pada mereka yang sering mengonsumsi alkohol dalam jumlah yang berlebihan.
Berapa jumlah alkohol yang aman dikonsumsi ?
Sejumlah penelitian telah menyebutkan adanya manfaat minum alkohol. Jadi, minuman beralkohol tidak selalu buruk. Namun, Anda perlu mengikuti aturan minum alkohol yang bijak, aman, dan bertanggunjawab. salah satunya yaitu dengan minum alkohol sesuai dengan batas wajar. Perldu diketahui, setiap orang memiliki batas yang berbeda-beda karena kondisi serta tubuh masing-masing jelas berbeda.
Menurut sejumlah penelitian seta badan kesehatan di seluruh dunia, pria dan wanita dewasa yang sehat (tidak memiliki penyakit atau kondisi kesehatan apa pun) tidak dianjurkan untuk mengonsumsi lebih dari 14 unit alkohol dalam seminggu atau 3 unit alkohol dalam sehari.
Namun, 14 unit ini tidak boleh dikonsumsi sekaligus dalam satu hari. Berilah jeda dua sampai tiga hari di mana Anda tidak mengonsumsi alkohol sama sekali.
Satu unit alkohol sendiri kira-kira setara dengan takaran berikut :
- 240-280 ml (satu gelas belimbing atau setengah gelas besar) bir dengan kadar alkohol 3-4%.
- 50 ml wine atau sake dengan kadar alkohol 12-20%.
- 25 ml minuman keras seperti wiski, scotch, gin, vodka, dan tequila dengan kadar lakohol 40%.
Perlu diingat, setiap produk mengandung kadar alkohol yang berbeda-beda. Selalu perhatikan dan hitung kadar alkohol yang akan Anda konsumsi. Jangan sampai Anda mengonsumsi minuman beralkohol melebihi batas yang aman.
By Sri Maryati - Kesehatan Kamis, 19 April 2018 11:33:40