Mengenal Microgreens Sayuran Kecil dengan Segudang Nutrisi
Anda mungkin pernah atau sering melihat daun-daun kecil yang sering dijadikan sebagai garnish atau hiasan pada makanan oleh para koki. Mungkin banyak yang penasaran dengan jenis daun yang digunakan tersebut, apakah bisa dimakan atau hanya sekedar hiasan ?
Ternyata daun-daun kecil tersebut bukan daun biasa, melainkan microgreens atau sayuran yang masih muda. Di Indonesia sendiri microgreens memang belum terlalu populer. Mungkin baru kalangan penggiat makanan sehat dan organik saja yang mengonsumsinya secara rutin.
Lalu, apa itu microgreens ?
Microgreens adalah bibit sayuran yang dipanen saat masih sangat muda, yaitus ekitar 7-14 hari setelah mulai berkecambah dan muncul daun mudanya. Tergantung dari jenisnya, microgreens memiliki rasa yang eksotis dan menyengat, bisa netral, pedas, pahit, asam, atau bahkan bercita rasa rempah yang kuat.
Jenis sayuran yang umum termasuk microgreens adalah bayam, arugula, lobak, kemangi, seledri, selada air, ketumbar, peterseli, seledri, kucai, daun bawang, kubis, kembang kol, bit, dan brokoli. Beberapa jenis kacang polong dan kacang Arab juga termasuk microgreens.
Karena ukurannya yang kecil atau mini, maka microgreens bisa ditanam sendiri di rumah sekaligus menjadi tanaman penghias ruangan. Sayuran mungil ini juga bisa dibeli versi siap olahnya di pasar atau supermarket terdekat.
Kandungan nutrisi apa saja yang ada dalam microgreens ?
Microgreens pada mulanya hanya digunakan untuk garnish atau hiasan berbagai hidangan. Penampilannya yang menarik kemudian membuat banyak peneliti tergerak untuk meneliti kandungan nutrisi pada microgreens lebih lanjut.
Hasil penelitian menunjukkan ternyata microgreens justru memiliki kandungan yang lebih banyak dan lebih lengkap dibandingkan dengan sayuran hijau yang dipanen tua. Bahkan hampir mencapai 6 kali lipat. Hal ini disebabkan karen semua nutrisi yang diperlukan tanaman untuk tumbuh masih lengkap terkandung dalam microgreens. Sehingga Anda yang mengonsumsinya pun akan turut mendapatkan nutrisi tersebut.
Selain itu, sayuran hijau mini ini juga kaya akan enzim, sehingga lebih mudah untuk dicerna. Pada sayuran dewasa, sejumlah kandungan nutrisi ini bisa menyusut porsinya karena terus digunakan selama sayuran tersebut tumbuh.
Sayuran muda masih mengandung vitamin, mineral, antioksidan, betakaroten, minyak nabati, dan protein yang lebih lengkap dibandingkan dengan sayuran dewasa. Kandungan antioksidan tinggi dalam sumber makanan nabati telah terbukti bermanfaat untuk kesehatan dan mencegah berbagai penyakit kronis, seperti obesitas, diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi (hipertensi), hingga kanker.
Terlebih lagi risiko kontaminasi bakteri pada sayuran microgreens lebih kecil dibandingkan dengan kecambah atau tanaman dewasa lainnya. Microgreens tidak tumbuh di media air yang mengurangi potensi perkembangan bakteri. Bagian sayur yang dikonsumsi juga sebatas daun dan batangnya saja, tidak sampai ke akar.
Walaupun begitu, masih diperlukan lebih banyak lagi penelitian mengenai manfaat microgreens untuk kesehatan.
Bagaimana cara mengonsumsi microgreens ?
Microgreens paling baik dikonsumsi dalam kondisi segar tanpa dimasak. Umumnya, microgreens digunakan sebagai garnish atau hiasan pada masakan, seperti pada steak, omelet, dan sup. Selain itu, Anda juga bisa menambahkan microgreens pada salad atau sandwich.
Dalam mengonsumsi microgreens ini, disarankan untuk mencampurkan berbagai jenis microgreens. Selain untuk mendapatkan nutrisi yang lebih lengkap dan beragam, namun juga untuk mengetahui variasi rasa yang dimiliki masing-masing jenis microgreens. Selain itu, kombinasi warna berbagai microgreens juga membuat tampilan makanan menjadi lebih menarik dan menggugah selera.
By Sri Maryati - Kesehatan Jum'at, 04 Mei 2018 10:16:41