Awas! Kecanduan Media Sosial Tingkatkan Risiko Gangguan Jiwa
Akhir-akhir ini perkembangan teknologi semakin pesat. Bahkan, saat ini kita bisa membagikan berbagai momen dan informasi melalui media sosial. Ya, penggunaan media sosial saat ini memang sangat tinggi. Bahkan, ada banyak jenis media sosial yang biasa digunakan, seperti Instagra, Facebook, Twitter, dan lain sebagainya.
Zaman sekarang, media sosial seperti tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Tidak dipungkiri, media sosial memang memiliki peran yang cukup penting dalam menyebarkan berbagai informasi, sekaligus sebagai media untuk berinteraksi. Ini membuat segala sesuatu terasa lebih mudah, sehingga bisa diraih hanya dari sentuhan jari.
Walaupun begitu, dibalik manfaatnya tersebut, ternyata kecanduan media sosial bisa tingkatkan risiko gangguan jiwa jika digunakan tidak tepat dan berlebihan . Benarkah ?
Gangguan jiwa merupakan kumpulan dari kondisi-kondisi tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik ataupun mental. Kondisi ini menyerang sisi dalam diri (jiwa), sehingga cenderung lebih sulit untuk dideteksi.
Sebuah fakta menyebutkan, bahwa media sosial merupakan salah satu pemicu gangguan jiwa. Dan berikut ini merupakan beberapa jenis gangguan jiwa akibat kecanduan media sosial yang perlu diwaspadai, yaitu :
- Internet Addiction Disorder
Internet addiction disorder merupakan nama lain dari kecanduan internet. Gejala yang biasanya timbul yaitu terisolasi dari keluarga dan teman, memiliki manajemen waktu yang teratur, dan menghabiskan sebagian besar waktu untuk membuka internet, media sosial, atau bermain game online.
- Internet Asperger Syndrome
Gangguan jiwa ini menyebabkan hilangnya aturan sosial dan empati, akibat penggunaan internet yang berlebihan. Penderitanya akan tanpa sadar bertingkah aneh saat membuka internet atau media sosial, seperti berteriak, marah-marah, tertawa atau sedih. Disaat yang sama, mereka tidak merasa bahwa sikap tersebut dapat mengganggu orang lain yang berada di sekitarnya.
- Online Obsessive - Compulsive Disorder
Seseorang yang memiliki gangguan jiwa ini akan menuntut orang lain untuk terus sependapat dengan dirinya. Jadi, ketika penderita menemukan kesalahan penulisan kata di sebuah kolom komentar, maka dirinya akan langsung protes dan berusaha memperbaiki kata-kata tersebut.
- Munchausen Syndrome
Ini merupakan gangguan jiwa dimana penderita memiliki kebutuhan mendalam untuk mencari perhatian orang lain. Biasanya, penderita Munchausen Syndrome ini akan menceritakan hal palsu mengenai kesehatannya, sehingga orang-orang yang mendengar akan merasa iba dan perhatian padanya.
Selain itu, penderita juga cenderung memiliki pengetahui luas tentang berbagai penyakit, agar dirinya dapat menciptakan cerita bohong dengan lebih meyakinkan.
Salah satu perantara yang digunakan penderita Munchausen Syndrome untuk melancarkan aksinya adalah media sosial.
- Low Frustration Tolerance
Gangguan jiwa ini menggambarkan seseorang yang tidak suka jika sesuatu yang ia unggah di media sosialnya mendapatkan komentar negatif dari orang lain yang melihatnya. Bahkan, penderita sampai rela membuat akun media sosial kedua (fake account) hanya untuk memberikan segala dukungan terhadap unggahan akun utama.
Itulah beberapa gangguan jiwa yang disebabkan oleh kecanduan media sosial. Setelah mengetahui informasi tersebut, alangkah baiknya anda lebih berhati-hati dan bijaksana dalam menggunakan media sosial dan internet. Salah satu contohnya yaitu dengan membagikan berita positif dan terpecaya kebenarannya, serta tidak memberikan komentar yang memicu konflik. Semoga bermanfaat.
By Sri Maryati - Kesehatan Sabtu, 05 Mei 2018 10:50:54