Mengenal Lyme Disease Penyakit yang Dialami Avril Lavigne
Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan nama Avril Lavigne. Ia merupakan salah satu penyakit pop wanita yang cukup berprestasi. Akan tetapi, selama 5 tahun terakhir ia menghilang dari dunia entertaiment dan baru-baru ini memberikan kabar yang mengejutkan.
Dalam sebuah surat yang dibuat untuk para penggemar yang dipasang di situs resminya, Avril menyatakan jika saat ini ia tidak hanya siap meluncurkan musik baru, tetapi ia juga sedang berjuang melawan penyakit Lyme atau Lyme Disease yang telah dideritanya selama 5 tahun terakhir.
"Terima kasih telah menunggu dengan sabar saat saya berjuang dan masih terus berjuang dalam pertempuran seumur hidup ini. Lagu pertama yang saya pilih untuk rilis berjudul 'Head Above Water.' Ini juga lagu pertama yang saya tulis dari tempat tidur selama sakit. Saya merasakan tubuh seperti saya tenggelam dan tak bernyawa," tulis Lavigne dalam surat terbukanya.
Ia juga menceritakan jika penyakit Lyme ini sangat menyiksanya. Penyakit tersebut dialaminya setelah mengalami gigitan serangga. Kondisi ini berawal ketika ia bertolak ke Las Vegas untuk merayakan ulang tahunnya yang ke 30.
Saat itu, ia bersama teman-teman wanitanya mengadakan pesta, gejala penyakit Lyme timbul. Sebenarnya, beberapa bulan terakhir Avril sudah merasakan badannya tidak enak, akan tetapi dokter tidak bisa mendeteksi jenis penyakitnya.
Lalu, apa itu Lyme Disease ?
Lyme Disease atau penyakit Lyme merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Borrelia. Bakteri ini bisa berpindah ke manusia melalui gigitan kutu dan bisa menyebabkan masalah mental yang serius.
Kondisi ini bisa menyerang dan mengganggu berbagai sistem organ tubuh. Bakteri Jenis Borrelia burgdorferi merupakan penyebab penyakit Lyme di Indonesia. Sekitar 15% kasus penularan penyakit Lyme terjadi ketika seseorang bepergian ke luar negeri, terutama Inggris dan Wales.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penyakit ini memengaruhi sekitar 300.000 orang setiap tahunnya. Bahkan, kasus penyakit Lyme menyumbang 82% dari semua kasus penyakit yang berhubungan dengan bakteri pada laporan rentang waktu 2004 sampai 2016.
Penyakit Lyme pertama kali ditemukan di kota Old Lyme, Connecticut, Amerika Serikat pada tahun 1975. Penyakit ini paling umum terjadi di Eropa, Amerika Serikat, dan Asia.
Penularan Lyme Disease bisa dilakukan oleh berbagai jenis kutu yang berbeda spesies, tergantung pada wilayah masing-masing. Orang yang tinggal atau menghabiskan waktu lebih banyak di hutan, dan mereka yang hidup dengan hewan peliharaan lebih rentan untuk terserang penyakit ini.
Di beberapa daerah di Amerika, penyakit Lyme tidak hanya ditularkan oleh kutu Ixodes scapularis, tetapi juga oleh tikus dan kutu Ixodes paficius. Di Eropa, spesies Borrelia lainnya yaitu B. garinii juga bisa mengakibatakn penyakit dengan gejala yang mirip seperti penyakit Lyme. Penularan penyakit Lyme di daerah Eropa dilakukan dengan vektor berupa kutu I. ricinus.
Sedangkan di daerah Asia, penyakit Lyme disebabkan oleh B. afzelii melalui perantara I. persulcatus. Secara keseluruhan bisa disebutkan jika distribusi penyakit sangat luas dan ditransmisikan ke manusia melalui golongan Borrelia dan berbagai jenis kutu yang berbeda spesies, tergantung pada wilayah masing-masing.
Apa saja gejala Lyme Disease yang biasa timbul?
Pada tahap awal, penyakit Lyme akan menimbulkan gejala yang mirip dengan penyakit flu yang disertai dengan demam, nyeri otot, kelelahan, dan sakit kepala. Sebagian besar orang yang terkena penyakit ini juga memiliki ruam berbentuk peluru di tubuh mereka.
Walaupun terlihat tidak terlalu parah, namun sebaiknya Anda tidak menganggapnya sepele. Pasalnya, semakin lama Lyme Disease dibiarkan tanpa perawatan, maka gejalanya akan menjadi semakin buruk, seperti timbulnya rasa nyeri di tangan dan kaki, nyeri saraf, detak jantung yang tidak teratur, dan bahkan peradangan otak.
Jika segera ditangani dengan baik, maka gejala tersebut akan berangsur membaik. Pada beberapa orang, penyakit Lyme bisa berkembang menjadi fibromyalgia atau sindrom kelelahan kronis dan biasanya terjadi setelah infeksi penyakit Lyme. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti bagaimana penyakit Lyme bisa berkembang menjadi sindrom tersebut. Namun, sejumlah ilmuwan menghubungkannya dengan sistem imun tubuh yang terlalu aktif.
Setelah mengetahui informasi tersebut, mulai sekarang perhatikan kebersihan tubuh Anda, terutama setelah bepergian atau setelah menjelajah hutan atau gunung. Semoga bermanfaat.
By Sri Maryati - Kesehatan Kamis, 13 September 2018 14:23:46