Awas! Sering Berbohong Ternyata Bisa Mengganggu Kesehatan
Hampir setiap orang pasti pernah berbohong atau dibohongi. Bahkan, kemungkinan besar orang akan berbohong paling tidak 2 kali dalam sehari. Ada berbagai alasan mengapa seseorang berbohong, mulai dari menghindari perasaan tidak enak, merasa lebih dihargai, atuapun membuat orang lain merasa kagum. Ada juga jenis berbohong yang sering kali disebut sebagai bohong untuk kebaikan atau white lies. Apapun alasannya, semua jenis kebohongan secara umum memiliki konsekuensi yang tidak baik.
Maka dari itu, orang tua sering mengingatkan kita untuk tidak berbohong dan selalu berkata jujur. Namun, jika kebiasaan berbohong ini sulit untuk dihentikan, atau sudah menjadi bagian dari ciri kepribadian seseorang, maka sering berbohong ini merupakan salah satu ciri gangguan psikologis.
Ya, selain dapat menghilangkan kepercayaan dari orang lain, sering berbohong ternyata bisa mengganggu kesehatan. Secara psikologis, sering berbohong bisa menjadi salah satu tanda adanya gangguan mental, seperti gangguan kepribadian dan gangguan obsesif.
Secara medis, ada beberapa hal yang diduga berperan dalam menyebabkan seseorang menjadi sering berbohong, seperti kelainan pada otak karena cedera fisik atau kelainan bawaan lahir.
Dampak Sering Berbohong Bagi Kesehatan
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, berbohong tidak hanya memiliki dampak sosial, tetapi juga bisa memengaruhi kondisi kesehatan. Peneliti menghubungkan kebiasaan berbohong bisa meningkatkan risiko gangguan kecemasan, depresi, kecanduan judi, dan juga risiko kanker serta obesitas.
Tidak hanya itu, berbohong juga bisa menurunkan kualitas hubungan interpersonal dan kepuasan kerja. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?
Hal tersebut disebabkan karena meningkatnya stress saat seseorang berbohong. Ada beban emosional dan fisik yang dirasakan seorang pembohong, terlebih lagi berbohong sering kali harus diikuti dengan kebohongan berikutnya.
Sebuah studi lain menguatkan hal tersebut. Disebutkan bahwa seseorang yang berusaha berkata jujur memiliki hubungan yang lebih baik dan makin sedikit mengalami gangguan kesehatan. Rupanya, perbaikan dalam hubungan bisa meningkatkan kondisi kesehatan.
Jika Anda memiliki anak, Anda harus berhati-hati ketika akan berbohong. Pasalnya, seorang peneliti meyakini jika akan belajar hal tersebut dari orang tuanya. Ketika anak mendengar orang tua berbohong, maka ia akan menganggap hal tersebut diperbolehkan. Anda juga harus waspada jika berbohong semakin menjadi kebiasaan yang berbahaya.
Mengenali Tanda-Tanda Orang Berbohong
Para ahli meyakini, seseorang yang berbohong bisa dikenali melalui ekspresi pada wajah yang tidak disadari. Ekspresi tersebut digerakkan oleh otot-otot yang berada di sekitar alis, dahi, dan bibir. Ketika berbohong bersifat sesuatu yang emosional, maka tanda-tanda tersebut akan semakin terlihat jelas.
Studi yang dilakukan kemudian membandingkan ekspresi pada wajah antara orang yang berbohong dan yang berkata jujur. Ketika berkata jujur, maka lebih banyak kontraksi otot di sekitar mata dan mulut.
Sedangkan orang yang berbohong tampak lebih banyak mengalami kontraksi otot di sekitar dahi dan pipi. Dahi yang tampak jelas berkerut ketika seseorang berbicara merupakan salah satu tanda kejujurannya dipertanyakan.
Walaupun begitu, ada sebagian wajah yang tampak polos. Wajah ini bisa saja mengecoh orang lain yang menyangkanya selalu berkata jujur, meskipun sebenarnya tidak begitu.
Umumnya wajah-wajah tak berdosa ini terlihat simetris antara sisi kanan dan kiri, tampak menarik dengan mata yang besar, memiliki kulit halus dan dahi lebar yang sesuai dengan bentuk dagunya, atau sering dikategorikan memiliki wajah bayi atau baby face.
Karena sulitnya mengetahui apakah seseorang berbohong atau berkata jujur, maka kini ada beberapa jenis pemeriksaan psikologis (psikotes) yang bisa digunakan sebagai penentu apakah seseorang memiliki kecenderungan untuk berbohong atau berkata jujur.
Walaupun kejujurang tidak selalu menyenangkan, tetapi mengatakan atau mendengar kebohongan justru lebih menyakitkan. Walaupun begitu, sebaiknya ungkapkan hal yang sebenarnya sambil mengupayakan jalan keluar. Sebisa mungkin hindari berbohong untuk kondisi kesehatan dan hubungan yang lebih baik.
Disarankan untuk segera menemui psikiater atau psikologi jika Anda atau orang yang Anda kenal memiliki kecenderungan untuk berbohong dan sulit dihentikan. Hal ini bertujuan untuk menggali lebih lanjut apa alasan dari kebiasaannya tersebut. Hal ini kemungkinan merupakan salah satu pertanda adanya gangguan mental. Semoga bermanfaat.
By Sri Maryati - Kesehatan Kamis, 25 Oktober 2018 09:57:19