Waspada! Ternyata Stres Juga Bisa Menular
Stres merupakan sebuah respons tubuh ketika menghadapi tekanan. Setiap orang bis amemiliki respons tubuh yang berbeda-beda saat menunjukkannya, bisa berupa ungkapan fisik, emosi, kecemasan atau frustasi. Semua itu tergantung dari bagaiman cara pandang dan ketahanan seseorang menghadapi tekanan yang memicu timbulnya stres.
Stres bisa datang kapan pun bahkan tanpa disadari. Ada banyak hal yang bisa memicu timbulnya respons stres, bisa disebabkan karena masalah dengan keluarga, pasangan, pekerjaan, keuangan, atau karena terjebak macet di jalan
Uniknya, ternyata stres juga bisa disebabkan oleh pengaruh oleh orang lain. Maksudnya, stres juga bisa ditularkan dari orang lain. Benarkah?
Sebagian besar orang mungkin berpikir jika stres timbul dari dalam diri sendiri akibat respon tubuh terhadap masalah yang sedang dihadapi. Mungkin Anda pernah menemui atau justru mengalaminya sendiri, ketika ada seseorang yang merasa panik dan cemas, kemudian Anda memintanya untuk tidak panik karen ahal tersebut bisa memengaruhi pikiran Anda.
Itu sebabnya, tanpa disadari nyatanya stres yang selama ini dialami bisa saja bukan disebabkan oleh Anda sendiri, tetapi karena pengaruh dari orang lain di sekitar. Faktanya, memang stres bisa menular dari satu orang ke orang lain.
Sebuah penelitian dalam Journal Social Science and Medicine meneliti hubungan stres yang dialami guru sekolah dan pengaruhnya pada para siswa, begitu juga sebaliknya.
Hasilnya menunjukkan bahwa guru yang mengalami kelelahan hingga menyebabkan stres, memicu peningkatan kadar kortisol atau hormon stres dalam tubuh para siswa. Akhirnya, stres menular pada siswa ataupun sebaliknya.
Temuan ini diperkuat dengan penelitian lain yang dimuat dalam Journal Nature Neuroscience, dengan melakukan percobaan pada sepasang tikus yang salah satunya mengalami stres. Ketika tikus yang mengalami stres ini disatukan dengan tikus lainnya yang tidak mengalami stres, maka ada perpindahan sinyal stres kimia dari hewan satu ke lainnya.
Kondisi inilah yang kemudian memicu timbulnya stres pada individu yang mendapatkan 'pengaruh stres' dari individu lainnya. Padahal, seorang bisa saja tidak mengalami gejala sama sekali, pada awalnya.
Meskipun penelitian ini dilakukan pada tikus, namun tim peneliti yakin jika hal yang sama bisa terjadi pada manusia. Kita seringkali menceritakan tekanan yang dialami kepada orang lain dengan mudah. Malah terkadang kita menceritakannya tanpa sadar. Penelitian ini membuktikan jika beberapa gejala stres juga bisa terjadi pada keluarga dan kerabat di sekitar orang yang mengalami stres.
Di sisi lain, kemampuan untuk merasakan kondisi emosional orang lain merupakan bagian penting untuk menciptakan dan membangun ikatan sosial. Penelitian ini juga menunjukkan jika stres dengan interaksi sosial memiliki keterkaitan yang cukup rumit. Konsekuensi dari keterkaitan tersebut dapat berlangsung lama dan memengaruhi perilaku orang lain di masa mendatang.
By Sri Maryati - Kesehatan Jum'at, 23 November 2018 11:19:04