Mengetahui Komplikasi Bell’s Palsy
Komplikasi Bell’s Palsy
Bell’s palsy adalah penyakit yang mengenai saraf wajah. Penyakit ini menyebabkan otot-otot di salah satu sisi wajah menjadi lumpuh dan membuat wajah menjadi asimetris karena wajah akan tampak mencong atau melorot ke bawah. Bell’s palsy seringkali dianggap sebagai stroke. Oleh karena itu, untuk mendapatkan diagnosis yang jelas, sebaiknya Anda berkonsultasi ke dokter dan menjalani serangkaian pemeriksaan.
Jika Anda telah didiagnosis mengalami bell’s palsy, sebaiknya segera melakukan pengobatan. Jika tidak, maka kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi. Kebanyakan penderita penyakit ini biasanya sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu beberapa bulan. Namun komplikasi dapat pula terjadi terutama jika Anda berusia lebih dari 60 tahun, pernah sakit parah saat gejala pertama muncul, sedang hamil, mengalami kelumpuhan wajah total di salah satu sisi wajah, mengalami kerusakan saraf wajah yang parah, mempunyai penyakit diabetes maupun hipertensi, dan tidak mengalami tanda-tanda untuk pulih setelah menderita penyakit ini selama empat bulan.
Beberapa orang yang menderita bell’s palsy akan mengalami penyakit tersebut kembali di masa depan pada sisi wajah yang lain. Kondisi tersebut umumnya terjadi jika bell’s palsy yang dialami disebabkan faktor keturunan ataupun genetik. Berikut beberapa komplikasi jangka panjang yang dapat disebabkan bell’s palsy.
Salah satu komplikasi bell’s palsy adalah kelemahan wajah. Sekitar dua sampai tiga dari sepuluh penderita bell’s palsy akan mengalami kelemahan pada wajah secara permanen. Beberapa anak terlahir dengan wajah yang lumpuh dan sebagian lain menderita kelemahan wajah usai mengalami cedera pada saraf wajah. Selain itu, bisa juga mengalami gangguan bicara yang diakibatkan karena rusaknya otot-otot wajah penderita bell’s palsy.
Ulkus kornea atau mata kering juga dapat muncul karena kelopak mata terlalu lemah untuk dapat menutup sepenuhnya. Hal tersebut mengakibatkan lapisan pelindung mata tidak berfungsi dengan baik. Kondisi ini dapat menyebabkan infeksi mata hingga kebutaan. Indera perasa juga bisa terkena dampaknya. Kondisi indera perasa yang berkurang bahkan hilang terjadi jika kerusakan saraf tidak dapat pulih dengan baik.
Kontraktur wajah menjadi komplikasi lain dari bell’s palsy ketika otot-otot pada wajah mengalami ketegangan permanen. Mata mengecil, cacat wajah, pipi menebal, serta garis antara mulut dan hidung menjadi bertambah merupakan akibat dari terjadinya kontraktur otot wajah. Sinkinesis mata dan mulut juga dapat muncul saat saraf wajah tumbuh lagi dengan cara berbeda. Saat tertawa, makan, ataupun tersenyum, mata dapat berkedip. Pada kondisi parah, mata akan tertutup penuh saat makan.
By Ana Rediana - Penyakit Senin, 03 Oktober 2016 14:36:12