Penyebab Dan Diagnosis Hidrosefalus
Hidrosefalus merupakan sebuah penyakit yang menyerang otak. Penderita mengalami penumpukan cairan dalam otak yang mengakibatkan penumpukan cairan di dalamnya. Lalu apa yang menjadi penyebab hidrosefalus? Perlu Anda ketahui, dalam otak terdapat cairan bernama serebrospinal. Cairan tersebut memiliki fungsi untuk menyediakan nutrisi yang diperlukan otak supaya dapat bekerja terus dengan baik. Cairan tersebut juga memiliki fungsi sebagai pembersih limbah yang berasal dari metabolisme otak, menjaga agar otak bisa mengapung pada posisinya, melindungi otak dari cedera, serta mencegah terjadinya perubahan tekanan pada otak.
Setiap hari, jaringan pelapis otak memproduksi cairan serebrospinal secara rutin. Cairan yang sudah tak terpakai lalu dibuang dari tubuh usai diserap pembuluh darah. Meski memiliki manfaat untuk kesehatan otak, cairan tersebut dapat menjadi boomerang serta berbalik merugikan otak. Kondisi tersebut terjadi saat jumlah cairan yang diproduksi lebih besar dibandingkan dengan volume yang dibuang. Hal tersebut yang dinamakan dengan hidrosefalus, yakni meningkatnya volume cairan serebrospinal dalam otak.
Terdapat beberapa pemicu terjadinya penyakit hidrosefalus. Diantaranya adalah tumor otak, penyakit stroke, buruknya mekanisme penyerapan cairan karena radang ataupun cedera otak, terhambatnya aliran cairan serebrospinal karena kelainan pada sistem saraf, infeksi janin ketika dalam kandungan yang menyebabkan terjadinya radang pada jaringan otak janin, terjadi pendarahan dalam otak, dan cedera parah di kepala.
Pemeriksaan mengenai penyakit hidrosefalus umumnya dilakukan dokter ahli saraf. Dokter biasanya akan melakukan berbagai pemeriksaan sederhana seperti koordinasi dan keseimbangan pasien, memeriksa ciri-ciri fisik, memeriksa daya pendengaran, daya indera peraba, daya penglihatan, dan memeriksa tonus, reflex otot, serta kekuatan. Terdapat pula kemungkinan bahwa dokter melakukan pemeriksaan psikologis pasien.
Untuk memastikan adanya penumpukan cairan serebrospinal dalam otak maupun memastikan apakah terdapat kondisi lain yang menyebabkan gejala serupa dengan hidrosefalus, dokter akan melakukan pemindaian otak yang dilakukan lewat CT Scan, MRI Scan, dan USG.
CT Scan biasanya dipakai sebagai pemeriksaan darurat pada penyakit hidrosefalus. Lewat CT Scan, gambar otak secara potong lintang bisa didapatkan menggunakan teknologi X-Ray. Pemeriksaan MRI Scan berguna untuk mendapatkan gambar otak dengan lebih terperinci menggunakan medan magnetik serta gelombang radio. Sedangkan pada pemeriksaan menggunakan ultra sonografi atau USG biasanya dipakai sebagai pemeriksaan awal untuk mendeteksi adanya kemungkinan hidrosefalus pada janin maupun bayi yang sudah lahir. Pemeriksaan ini terbilang rendah risiko dan aman.
By Rizka Ardiana - Penyakit Sabtu, 22 Oktober 2016 08:33:09