Penyebab Dan Tanda Gejala Penyakit Hipospadia
Hipospadia, keabnormalam pada saluran kemih dan penis
Hipospadia merupakan sebuah keabnormalan pada saluran kemih (uretra) dan penis. Dalam kondisi normal, lubang uretra berada di ujung penis yang berguna untuk mengeluarkan urin. Namun pada orang yang mengidap penyakit hipospadia, lubang uretra berada di bagian bawah penis. Biasanya kondisi ini adalah kondisi bawaan yang diderita sejak lahir. Kondisi tersebut bisa menyebabkan gangguan pada proses buang air kecil dan ereksi.
Kondisi hipospadia yang dialami setiap penderita biasanya berbeda-beda. Tingkat keparahannya tergantung pada lokasi lubang uretra dalam penis. Umumnya, lubang uretra penderita hipospadia terletak di dekat ujung penis. Namun terdapat pula pengidap yang lubang uretranya terletak di tengah atau di pangkal penis. Posisi tersebut terbilang parah.
Penyebab dan tanda gejala penyakit hipospedia
Gejala-gejala orang yang mengalami jenis-jenis hipospadia terbilang mirip. Diantaranya adalah penis melengkung ke bawah karena terjadinya pengencangan jaringan yang berada di bawah penis, kulup tampak menaungi ujung penis, dan percikan abnormal ketika buang air kecil. Jika anak Anda mengalaminya, segera bawa ke dokter.
Seperti kebanyakan cacat lahir pada umumnya, penyebab kelainan hipospadia belum diketahui dengan pasti. Pembentukan penis selama bayi di dalam rahim tergantung pada hormon seperti testosterone. Pakar memperkirakan, keabnormalan pada penderita hipospadia disebabkan karena keefektifan hormon terhambat.
Ada beberapa faktor yang diduga menjadi pemicu munculnya hipospadia. Diantaranya adalah faktor keturunan. Meski hipospadia memang bukan termasuk penyakit keturunan, namun kondisi tersebut bisa terjadi pada bayi yang mempunyai anggota keluarga dengan kondisi yang sama. Selain itu, faktor pemicu lain diperkirakan dapat berdampak pada perkembangan janin di masa kehamilan. Misalnya karena pengaruh usia ibu hamil ketika usianya di atas 40 tahun atau pajanan rokok dan senyawa kimia lain selama hamil, terutama pestisida.
Bayi yang mengalami hipospadia umumnya bisa didiagnosis tidak lama sesudah dilahirkan. Diagnosis tersebut bisa dengan pemeriksaan fisik pada penis dengan mata telanjang dan tidak memerlukan tes lainnya. Tetapi untuk kasus hipospadia parah memerlukan pemeriksaan lebih detail untuk memastikan ada atau tidaknya keabnormalan terhadap fungsi alat kelamin pengidap. Oleh karena itu, dokter akan menganjurkan pengidap menjalani tes kromoson serta proses pemindaian area genital.
Namun sekalipun anak Anda didiagnosis menderita hipospadia, belum tentu dia memerlukan penanganan medis. Hal tersebut akan sangat tergantung pada tingkat keparahan hipospadia yang dialami. Jika lubang uretra letaknya dekat dengan lokasi yang semestinya dan bentuk penis tidak melengkung, penanganan medis khusus bisa jadi tidak diperlukan. Namun jika lubang uretra letaknya jauh dari tempat yang seharusnya, operasi pemindahan uretra harus dilakukan.
By Nida Saripah - Penyakit Sabtu, 22 Oktober 2016 10:52:30