Bedanya Mastitis, Saluran Air Susu Tersumbat Dan Tipsnya
Mastitis dapat menyerang wanita mana saja, mungkin yang sering kita lihat mastitis terjadi pada seorang ibu yang sedang menyusui. Penyebab terjadinya mastitis hampir semua kondisi seperti ini diakibatkan oleh infeksi bakteri dan jenis kuman lainnya. Kuman atau bakteri dapat masuk ke payudara melalui celah pada kulit yang terjadi akibat lecet di bagian tersebut, akan tetapi wanita yang tidak mengalami kondisi apapun juga bisa terkena mastitis.
Mastitis memang kalau dilihat dari gejalanya lebih identik dengan saluran air susu tersumbat, namun hal ini berbeda karena saluran air susu tersumbat bukanlah infeksi dan tidak memerlukan pemberian antibiotik dalam pengobatannya. Memang gejala yang terjadi terhadap wanita yang mengalami penyumbatan saluran air susu diantaranya adalah merasakan sakit di bagian tersebut, bengkak serta penggumapalan massa di bagian itu. Kondisinya secara kasat mata memang sama tapi lebih parah dari kondisi wanita yang mengalami gejala mastitis. Karena mastitis dapat diikuti dengan demam, walaupun bisa saja demam terjadi. Mastitis biasanya lebih sakit daripada saluran tersumbat, tapi keduanya bisa terasa cukup sakit. Karena itu, tidak mudah membedakan antara mastitis ringan dan saluran tersumbat yang parah. Ada kemungkinan juga saluran tersumbat berkembang menjadi mastitis, sehingga menjadi lebih rumit. Bagaimanapun, tanpa adanya benjolan dalam payudara, berarti tidak ada mastitis ataupun saluran tersumbat.
Saluran Air Susu Tersumbat
Pada kondisi saluran air susu tersumbat hampir dapat terselesaikan tanpa haru menjalani pengobatan khusus hingga waktu terlalu lama setelah mengalami kondisi tersebut. Selama kondisiyang sedang dialami mungkin saja anak anda akan rewel dikarenakan tidak adanya air susu yang keluar dari ibunya. Mungkin saja terdapat benjolan yang menekan sehingga menghambat lajunya ari susu yang keluar.
Mastitis
Istirahat adalah pertolongan yang baik untuk melawan infeksi. Bila Anda mulai mendapati gejala-gejala mastitis (gumpalan yang terasa sakit di payudara, kulit kemerahan dan sakit pada payudara, demam) cobalah untuk beristirahat. Tidur dan bawa bayi Anda bersama Anda sehingga Anda tetap dapat terus menyusui sementara tetap di tempat tidur.
Tetap teruskan menyusui pada bagian yang sakit. Seharusnya bisa sembuh tanpa harus menyusui di payudara yang lain. Tentu saja, bila terasa amat sakit sehingga Anda tidak dapat menyusui pada payudara yang sakit, tetap lanjutkan menyusui pada payudara yang lain, setelah rasa sakitnya berkurang, baru susui bayi pada payudara yang terkena mastitis. Terkadang saat Anda memerah ASI, Anda tidak akan merasa terlalu sakit, tapi tidak selalu, jadi bila memang memungkinkan, lanjutkan menyusui pada area yang terkena mastitis. Ibu dan bayi saling berbagi kuman.
Panas membantu melawan infeksi. Mengosongkan payudara juga dapat membantu. Gunakan botol berisi air panas atau bantalan pemanas tetapi hati-hati agar tidak membakar kulit.
Demam dapat membantu melawan infeksi. Orang dewasa biasanya merasa sangat tidak nyaman ketika mereka sedang demam dan Anda akan berusaha untuk menurunkan demam karena alasan ini. Tapi Anda tidak perlu menurunkan demam karena demam memang seharusnya ada. Demam tidak membuat ASI menjadi buruk!
Kentang (diambil dari Bridget Lynch, RM, Komunitas Bidan di Toronto). Dalam 24 jam pertama ketika gejala-gejala mulai tampak, meletakkan irisan kentang mentah pada payudara dapat meringankan rasa sakit, pembengkakan, dan kemerahan akibat mastitis.
- Beri jeda selama 20 sampai 30 menit, kemudian ulangi prosedur di atas.
- Buang kentang setelah 15 atau 20 menit, dan ambil kentang yang baru dari dalam mangkuk.
- Letakkan irisan kentang basah pada area yang terkena mastitis dan diamkan selama 15 sampai 20 menit.
- Letakkan pada mangkuk besar berisi air dengan suhu ruang dan diamkan selama 15 sampai 20 menit.
- Potong tipis memanjang 6 sampai 8 kentang mentah yang sudah dicuci.
- Ulangi proses ini dua kali lagi sampai anda meletakkan irisan kentang tiga kali dalam satu jam.
By Diane Rosse A.Md.Keb - Ibu Dan Anak Senin, 25 Januari 2016 08:40:01