Gejala Penyebab Dan Pengobatan Glomerulonefritis
Glomerulonefritis merupakan penyakit ginjal yang terjadi karena adanya kerusakan pada glomeruli, penyaring kecil dalam ginjal yang berguna untuk membuang elektrolit, cairan berlebih, serta sampah dari darah. Kerusakan yang terjadi pada glomeruli dapat membuat darah dan protein terbuang lewat urin.
Glomerulonefritis pada setiap penderita bisa terjadi dengan berbeda-beda. Ada yang mengalami kondisi ini dalam jangka panjang atau kronis, ada pula yang mengalaminya dalam waktu yang terbilang singkat atau akut. Glomerulonefritis dapat berkembang pesat dan menyebabkan kerusakan ginjal dalam beberapa bulan atau bahkan beberapa minggu kemudian.
Pada kebanyakan kasus, glomerulonephritis jarang menunjukkan gejala spesifik. Namun jika penyakit ini telah bertambah parah, maka dapat memicu munculnya darah pada urin. Indikasi lain yang dapat menyertai gejala utama diantaranya adalah hipertensi, urin berbuih, pembengkakan pada tangan, kaki, wajah, dan perut, serta kelelahan karena gagal ginjal maupun anemia.
Penyebab glomerulonephritis tidak diketahui dengan pasti. Tetapi beberapa pakar menduga glomerulonephritis disebabkan kondisi autoimun dimana sistem kekebalan tubuh seseorang terganggu dan menyerang sel-sel sehat.Berikut beberapa kondisi yang dapat memicu kerusakan pada glomeruli.
1.Mengidap autoimun yang diturunkan secara genetik. Misalnya penyakit lupus, nefropati immunoglobulin A, dan vaskulitis atau inflamasi yang terjadi pada pembuluh darah.
2.Komplikasi dari infeksi tertentu. Misal infeksi tenggorokan yang disebabkan bakteri streptokokus, hepatitis B, HIV, hepatitis C, dan radang katup jantung atau endocarditis.
3.Mengidap penyakit kronis seperti diabetes atau hipertensi.
Kondisi-kondisi tersebut biasanya diketahui lewat hasil tes urin yang tidak normal. Dalam memastikan diagnosis, dokter umumnya menganjurkan pasien untuk melakukan berbagai pemeriksaan yang lebih mendetail seperti tes urin, tes darah untuk memeriksa kadar ureum dan kreatinin dalam darah, CT Scan atau USG pada ginjal, dan prosedur biopsi atau pengambilan sampel jaringan ginjal. Biopsi dilakukan jika dokter memerlukan kepastian apakah Anda mengidap glomerulonephritis atau tidak. Prosedur ini juga membantu dokter untuk mencari penyebabnya.
Pengobatan untuk pengidap glomerulonephritis berbeda-beda, ditentukan oleh jenis glomerulonephritis yang diidap, tingkat keparahan, dan penyebabnya. Umumnya, glomerulonephritis ringan dapat sembuh sendiri tanpa penanganan khusus. Namun untuk glomerulonephritis kronis atau jangka panjang, pengobatannya bisa dengan mengendalikan kadar gula darah, menangani terlebih dahulu mengenai penyebab glomerulonephritis yang diidap, menggunakan obat-obatan seperti kortikosteroid dan imunosupresan, serta menerapkan pola hidup sehat seperti mengurangi konsumsi makanan berprotein tinggi, teratur berolahraga, dan berhenti merokok.
Jika glomerulonephritis tidak ditangani segera, maka komplikasi kemungkinan akan terjadi seperti hipertensi, sindrom nefrotik, penyakit ginjal kronis, gagal ginjal akut, dan kerusakan pada organ lain seperti edema paru dan gagal jantung.
By Rizka Ardiana - Penyakit Jum'at, 28 Oktober 2016 07:53:29