Gejala Infeksi Kandung Kemih Pada Anak Dan Dewasa
Infeksi kandung kemih terjadi karena adanya peradangan pada kandung kemih. Infeksi tersebut biasnaya disebabkan oleh adanya bakteri, dan bisa saja semakin parah jika bakteri tersebut menyebar ke ginjal.
Wanita lebih berpotensi mengalami infeksi kandung kemih dibanding pria. Hal tersebut dikarenakan saluran utera (saluran yang membawa urine dari kandung kemih ke luar tubuh) pada wanita lebih pendek, dan mulut uretra wanita juga terletak lebih dekat dengan anus. Tidak ada batasan usia wanita yang berpotensi mengalami infeksi ini. Tapi, wanita yang aktif melakukan hubungan seksual, sedang hamil, atau yang melewati menopause berisiko lebih tinggi.
Walaupun resiko terjadinya infeksi kandung kemih lebih besar pada wanita, namun infeksi tersebut bisa berakibat lebih parah pada pria. Pemicu infeksi kandung kemih pada pria biasanya dari infeksi prostat, atau karena adanya pembengkakan pada prostat dan juga adanya penyumbatan sistem kandung kemih akibat tumor. Pria yang sering melakukan seks anal tanpa menggunakan pelindung, memiliki resiko lebih tinggi mengalami infeksi ini.
Ada perbedaan gelaja infeksi kandung kemih pada orang dewasa dan juga anak-anak. Beberapa gejala infeksi kandung kemih yang biasa dialami orang dewasa adalah:
-Ada rasa nyeri, terbakar, atau seperti menyengat saat buang air kecil
-Frekuensi buang air kecil lebih sering tapi hanya sedikit urin yang keluar
-Tubuh mudah lemah dan demam
-Warna urin lebih pekat, gelap, dan beraroma lebih kuat
-Terdapatnya hematuria atau darah pada urine
-Perut bagian bawah (tepatnya diatas tulang panggul) atau di pungguh bagian bawah terasa nyeri
Sedangkan gejala yang seringkali terjadi pada anak, yaitu sering mengompol tidak disengaja pada siang hari. Gejala lainnya bisa seperti:
-Mudah marah
-Berkurangnya nafsu makan
-Mudah lemas dan lelah
-Kesakitan saat buang air kecil
-Muntah-muntah
Jika saat buang air kecil, urine bercampur dengan darah, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Jika gejala infeksi tersebut kambuh setelah penderita menyelesaikan dosis antibiotik, mungkin penderita membutuhkan obat jenis lainnya.
By Rizka Ardiana - Kesehatan Jum'at, 04 November 2016 08:10:26