Gejala Dan Penyebab Penyakit Irritable Bowel Syndrome (IBS)
Irritable bowel syndrome
Penyakit yang berada di perut dan bagian pencernaan beraneka ragam, salah satunya adalah IBS (Irritable Bowel Syndrome) yang bisa mengganggu sistem pencernaan. Penyakit ini akan menyerang usus besar dan mungkin akan hilang dan timbul selama bertahun-tahun atau mungkin seumur hidup.
Penyakit ini umum terjadi, dan sebagian pengidap IBS berusia mulai dari 20 hingga 30 tahun. Penyakit ini bisa menyerang selama beberapa hari, atau beberapa bulan, yang dipicu oleh keadaan stres atau makanan tertentu. Indikasi dari IBS ini bisa berbeda-beda pada setiap penderitanya, beberapa gejala yang umumnya terjadi adalah sebagai berikut:
1. Sering merasa sakit perut dan kram. Gejala ini bisa saja hilang setelah membuang air besar
2. Sering buang angin
3. Terdapat lendir pada tinja
4. Diare atau konstipasi, gejala ini biasanya dialami secara bergantian oleh penderita
5. Lemas
6. Mual
7. Gangguan saluran kemih, misalnya penderita sering kali terbangun pada malam hari untuk buang air kecil
8. Nyeri punggung
Biasanya gejala-gejala tersebut berkurang saat penderita buang air besar. Seiring berjalannya waktu, gejala pun dapat berkurang tetapi tidak hilang sama sekali. Pada umumnya gejala yang dialami tidak begitu parah, namun tetap harus diwaspadai terutama jika dalam waktu lama tidak sembuh-sembuh, mengalami penurunan berat badan tanpa sebab, terjadi pendarahan pada anus, atau sakit perut yang terasa di malam hari yang semakin parah. Jika mengalami gejala tersebut, disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter.
Penyebab dari IBS ini belum diketahui dengan pasti. Namun ada beberapa faktor yang didugi menjadi penyebab timbulnya penyakit ini. Faktor-faktor tersebut diantaranya meliputi:
1. Sistem pencernaan yang mengalami gangguan
Gangguan ini misalnya sistem pencernaan tidak bisa menyerap ari dari makanan yang dicerna. Akibatnya bisa memicu diare karena terlalu banyak air yang diserap. Penyebab ini di duga karena signal yang berasal dari otak atau menuju otak terganggu, sehingga membuat kerja usus tidak normal.
2. Pengaruh psikologis
Stres atau cemas mampu mempengaruhi sistem pencernaan seseorang.
3. Jenis makanan
Beberapa jenis makanan diduga dapat memicu terjadinya IBS, seperti minuman keras, bersoda, cokelat, gorengan, makanan berlemak, atau minuman yang mengandung kafein.
Diagnosis awal yang dilakukan dokter biasanya dengan menanyakan dan memeriksa gejala-gejala yang dialami oleh pasien. Untuk memastikannya, terkadang dokter juga melakukan pemeriksaan lebih lanjut, untuk menghapus kemungkinan adanya penyakit lain yang diderita. Pemeriksaan tersebut biasanya dilakukan dengan tes darah atau memeriksa sampel tinja.
Jika Anda positif mengalami IBS, dokter akan langsung menanganinya. Beberapa langkah penanganan tersebut diantaranya:
1. Menyusun pola makan
Penderita IBS harus memperhatikan pola makannya, terutama harus menghindari makanan dan minumam yang dapat memicu IBS.
2. Mengatur konsumsi serat
Penderita harus mengurangi konsumsi serat yang tidak larut atau serat yang tidak mudah dicerna oleh tubuh saat diare, atau harus memperbanyak mengonsumsi serat larut serta cairan saat mengalami konstipasi.
3. Rajin berolahraga
Setidaknya lakukan olahraga minimal 2,5 jam dalam seminggu. Olahraga yang bisa dilakukan adalah jalan cepat atau bersepeda.
4. Menurunkan tingkat stress
Salah satu penyebab terjadinya IBS adalah karena stress. Penderita bisa menurunkan tingkat stress dengan yoga atau meditasi.
5. Konsumsi probiotik
Probiotik merupakan suplemen makanan yang bisa membantu menyehatkan sistem pencernaan dengan cara mengembalikan keseimbangan bakteri normal dalam usus secara alami.
Dokter akan memberikan obat yang sudah disesuaikan dengan tingkat atau gejala yang dialami pasien. Misalnya obat diare yang berguna untuk mengurangi gerakan usus yang terlalu aktif, atau antispasmodik yang berfungsi untuk mengurangi kram dan sakit perut, laksatif untuk menangani konstipasi serta antidepresan yang umumnya akan diberikan dalam dosisi rendah. Menjalani terapi psikologis, atau hypnoterapi juga bisa dilakukan untuk mengurangi tingkat stres.
By Nida Saripah - Penyakit Selasa, 08 November 2016 07:51:24