Mewaspadai Gejala Kanker Ovarium Pada Wanita
Kanker ovarium menjadi salah satu penyakit yang paling ditakuti oleh perempuan. Menurut survey, kanker ini juga menempati posisi ketujuh dari kanker-kanker yang paling sering menyerang perempuan.
Kanker ovarium merupakan kanker yang tumbuh pada ovarium atau indung telur. Di tahun 2012, diperkirakan sekitar 239.000 kasus ovarium baru muncul di seluruh negara. Penyakit ini bisa menghampiri perempuan di segala usia, namun yang paling sering terjadi pada perempuan yang sudah mengalami masa menopause, atau berusia 50 tahun ke atas.
Kanker ini dapat dikategorikan kedalam tiga jenis, yaitu tumor epitelial, stromal, dan tumor sel geminal. Untuk menentukan jenis kanker ini, dilihat berdasarkan sel mana yang diserang kanker. Tumor epitelial merupakan jenis kanker ovarium yang terjadi jika sel kanker menyerang jaringan yang membungkus ovarium. Sembilan dari 10 kasus kanker ovarium merupakan jenis tumor epitelial.
Sementara tumor stromal muncul saat sel kanker menyerang jaringan yang mengandung sel-sel penghasil hormon. Kanker jeni ini termasuk jarang, dan diperkirakan hanya diderita 7 orang diantara 100 pengidap kanker ovarium. Sedangkan tumor sel germinal terjadi jika sel kanker menyerang sel-sel penghasil telur. Kanker jenis ini lebih sering menyerang wanita muda.
Kanker ovarium merupakan saalah satu jenis kanker yang susah untuk dikenali. Pada stadium awal, kanker ini jarang menimbulkan gejal. Kalaupun ada, gejala yang ditimbulkan seringkali diprediksi akibat penyakit lain, seperti konstipasi atau iritasi usus, sehingga penyakit ini baru terdeteksi saat sudah menyebar dalam tubuh, atau memasuki stadium lanjut. Maka dari itu, sangat penting bagi perempuan untuk mewaspadai beberapa gejala yang umumnya dialami penderita kanker ini. Gejala tersebut berupa:
-Perut seringkali terasa kembung
-Terjadi pembengkakan pada perut
-Mudah kenyang
-Terjadi penurunan berat badan tanpa sebab
-Sering merasa mual
-Meningkatnya frekuensi buang air kecil
-Adanya perubahan pada kebiasaan buang air besar, misalnya konstipasi
-Merasa sakit saat berhubungan seksual
Jika mengalami gejala-gejala tersebut, segeralah periksakan diri Anda ke dokter, terutama jika gejala tersebut sering dialami. Jangan menganggap sepele penyakit atau gejala yang sering terjadi.
Kanker ovarium juga belum diketahui penyebab secara pastinya. Namun para pakar memprediksi terdapat beberapa faktor yang menyebabkan naiknya risiko dari kanker ovarium ini. Faktor-faktor tersebut meliputi:
-Faktor turunan atau genetik. Seseorang akan berisiko lebih tinggi terkena kanker ovarium jika memiliki anggota keluarga yang mengidap kanker ovarium atau payudara. Begitupula dengan pemilik gen BRCA1 dan BRCA2
-Faktor usia juga mampu meningkatkan risiko terkena kanker ini
-Penderita endometriosis
-Perempuan yang tidak pernah hamil
-Seseorang yang melakukan terapi penggantian hormon estrogen, terutama yang berjangka panjang dengan dosis yang tinggi
-Perempuan yang mengalami proses pengobatan kesuburan
-Perempuan yang mengalami siklus menstruasi sebelum usia 12 tahun, dan menopause setelah 50 tahun
-Perempuan perokok
-Perempuan yang sering menggunakan alat kontrasepsi IUD.
By Rizka Ardiana - Penyakit Rabu, 09 November 2016 09:56:30