Memilih Prosedur Pengangkatan Kanker Hati yang Tepat
Salah satu penyembuhan kanker hati bisa dilakukan dengan cara operasi atau bedah reseksi, mengangkat sel-sel yang sudah terinfeksi kanker. Setelah dilakukan operasi, umumnya penderita membutuhkan waktu 3 hingga 4 bulan untuk memulihkannya.
Namun seperti semua prosedur medis, bedah reseksi juga memiliki risiko. Pada sebagian pasien, operasi reseksi hati menimbulkan komplikasi seperti infeksi, pendarahan, dan trombosis vena dalam. Diperkirakan dari 30 orang yang menjalani operasi reseksi hati, terdapat 1 orang yang meninggal setelah atau saat operasi. Ini dikarenakan reseksi hati terkadang dapat menyebabkan komplikasi mematikan seperti serangan jantung.
Sedangkan jika melakukan transplantasi dengan donor hati, bisa dilakukan menggunakan organ dari orang yang sudah meninggal maupun yang masih hidup. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Transplantasi dari orang yang meninggal akan menghadapi kondisi sebagai berikut:
- Dapat memakan waktu cukup lama untuk menunggu donor yang cocok.
- Hasilnya lebih baik dibanding dari pendonor yang masih hidup.
Sedangkan transplantasi dari pendonor yang masih hidup akan dihadapi pada kondisi berikut:
- Tidak perlu menunggu terlalu lama.
- Tingkat komplikasi prosedur yang lebih tinggi.
- Hasilnya cenderung tidak sebaik jika menggunakan hati dari seseorang yang sudah meninggal.
Selain itu, transplantasi hati hanya tepat dilakukan untuk kasus jika tumor berdiameter kurang dari 5 cm. Prosedur ini juga direkomendasikan pada pengidap tumor yang sangat tidak responsif terhadap pengobatan hingga tidak menunjukkan tanda-tanda perkembangan tumor hingga enam bulan kemudian.
Sedangkan pengangkatan tumor dengan RFA atau Radiofrequency Ablation, bisa membunuh sel-sel kanker dan menyusutkan ukuran tumor dengan proses pemanasan yang menggunakan aliran listrik. Pengangkatan dengan frekuensi radio ini dapat direkomendasikan sebagai langkah alternatif selain operasi untuk menangani kasus dengan satu atau beberapa tumor berdiameter kurang dari 5 cm.
Setelah menjalani prosedur, penderita dapat merasa tidak nyaman dan mengalami gejala menyerupai flu, seperti menggigil atau sakit otot selama beberapa hari. Walau jarang, komplikasi yang mungkin terjadi adalah pendarahan, infeksi, luka bakar kecil, atau kerusakan di sekitar organ.
Jenis kemoterapi yang direkomendasikan untuk menangani kanker hati stadium B dan C disebut kemoembolisasi (transcatheter arterial chemoembolization/TACE). Perawatan ini tidak menyembuhkan, melainkan hanya meredakan rasa sakit dan memperpanjang usia harapan hidup. Namun prosedur ini tidak direkomendasikan untuk menangani kanker hati Stadium D karena dapat memperburuk kondisi.
Obat-obatan kemoterapi yang disuntikkan langsung ke hati, dapat menghindarkan pasien dari efek samping yang sering dikaitkan dengan ‘kemoterapi tradisional’ seperti rambut rontok dan kelelahan. Sekitar sebulan setelah menjalani kemoembolisasi, respon tubuh terhadapnya akan dievaluasi dengan CT scan.
Sekitar 30% pasien yang menjalani kemoembolisasi mengalami efek samping yang dikenal sebagai sindrom pasca-kemoembolisasi dengan gejala mual, muntah, sakit pada perut, demam, dan kehilangan nafsu makan. Efek samping ini dapat hilang 1-2 minggu setelahnya.
Penderita juga bisa memilih alternatif dengan suntik alkohol. Cara ini bertujuan untuk membuat sel-sel kanker mengalami dehidrasi dan menghentikan aliran darah ke tumor. Pengobatan ini hanya dapat dilakukan jika Anda hanya mengidap beberapa tumor kecil saja.
Ada juga pengobatan yang dikenal dengan Sorafenib, yaitu tablet yang digunakan untuk mengobati kanker hati pada kasus tertentu. Tidak semua kasus kanker hati dapat diobati dengan sorafenib. Pada kasus kanker hati stadium lanjut, penggunaan sorafenib mungkin tidak disarankan karena manfaatnya yang terbatas. Tim medis akan memeriksa apakah obat ini cenderung mendatangkan manfaat atau kerugian, dan tepat atau tidak jika digunakan kepada Anda.
Proses penghancuran sel juga bisa dilakukan dengan menggunakan tabung berisi nitrogen cair yang akan membekukan jaringan kanker terlebih dahulu sebelum dimusnahkan. Prosedur ini dilakukan dengan bantuan gambar yang dihasilkan oleh ultrasound sebagai panduan saat memonitor dan menghancurkan sel kanker. Alat yang digunakan untuk prosedur pengobatan ini adalah cryoprobe.
By Sri Maryati - Penyakit Selasa, 15 November 2016 13:26:23