Cara Penanganan Herpes Genital pada Pengidap HIV
Pada artikel sebelumnya dijelaskan mengenai Herpes Genital dan cara untuk meredakan saat gejala penyakit tersebut muncul. Pada artikel ini kami akan membahas bagaimana cara penanganan Herpes Genital bagi pengidap HIV/AIDS.
Kemunculan ulang herpes genital yang terlalu sering bisa disebabkan karena sistem kekebalan tubuh melemah. Ini berarti jumlah antibodi yang dihasilkan tubuh untuk melawan infeksi akan berkurang. Alhasil, gejala herpes lebih sering terjadi dan tingkat keparahannya menjadi lebih serius. Bagi yang mengalami infeksi herpes cukup sering, disarankan untuk melakukan tes HIV. Karena penderita HIV memiliki kekebalan tubuh yang jauh lebih lemah daripada orang yang sehat.
Bagi wanita yang merencanakan kehamilan atau sedang hamil dan dicurigai mengidap herpes, disarankan untuk melakukan tes infeksi TORCH. TORCH adalah sekelompok virus yang terdiri dari virus toksoplasmosis, rubela, sitomegalovirus, virus herpes simpleks, dan virus lain (misalnya sifilis, cacar air, gondongan, parvovirus dan HIV). Tes infeksi TORCH dilakukan untuk memastikan status herpes pada ibu sehingga jika terdiagnosis positif, penanganan bisa dilakukan agar janin tidak terinfeksi virus.
Bagi ibu hamil, virus herpes simpleks atau HSV bisa menyebabkan masalah pada kandungannya dan bisa ditularkan pada bayi saat melahirkan. Jika infeksi HSV terjadi sebelum kehamilan, kemungkinan penularan pada sang bayi sangatlah kecil.
Jika terjadi kemunculan ulang gejala herpes, obat asiklovir mungkin perlu dikonsumsi. Penderita sangat perlu berkonsulatasi kepada dokter untuk mengetahui cara penanganannya, termasuk di dalamnya dosis dan aturan pakai obat tersebut. Jika Anda mengalami infeksi pertama pada awal 3-6 bulan masa kehamilan, maka risiko infeksi menular pada bayi dan bahkan keguguran akan meningkat.
Oleh karena itu, asiklovir mungkin perlu dikonsumsi. Karena virus bisa menular pada saat proses persalinan. Infeksi pertama HSV di atas 6 bulan usia kehamilan menjadikan risiko menulari infeksi pada bayi sangat tinggi. Hal ini karena tubuh sang ibu memerlukan waktu untuk menghasilkan antibodi sebelum sang bayi dilahirkan. Untuk menghindarinya, perlu dilakukan operasi caesar. Kelahiran normal akan meningkatkan risiko penularan infeksi pada bayi yang dilahirkan sebanyak 40 persen lebih tinggi.
Infeksi pada Bayi dalam Proses Persalinan
Bagi bayi yang terinfeksi HSV pada saat proses persalinan, infeksi yang terjadi bisa sangat berbahaya dan terkadang mematikan. Ini dikenal sebagai neonatal herpes. Herpes yang terjadi pada saat melahirkan ini dapat berdampak buruk kepada organ tubuh seperti pada mata, mulut, dan kulit. Selain itu, otak dan sistem saraf lainnya juga bisa terkena dampak dari infeksi ini.
Pada kasus neonatal herpes yang parah, berbagai organ tubuh lainnya seperti paru-paru dan hati juga bisa terserang hingga dapat menyebabkan kematian. Penderita herpes simpleks disarankan untuk tidak berhubungan seksual ketika sedang memiliki luka terbuka. Jika terdapat luka terbuka atau melepuh pada mulut, jangan mencium pasangan.
By Sri Maryati - Penyakit Senin, 21 November 2016 08:55:06