Mengenal Aneurisma Otak penyakit yang Dialami Jung Il Woo
Aktor tampan Korea Jung Il Woo dipastikan akan melaksanakan wajib militer pada bulan Desember ini. Namun, sayangnya ia tidak bisa menjadi tentara aktif seperti yang diinginkannya. Ia akan menempati posisi publik service ketika menjalani tugas wamil tersebut. Banyak yang menduga hal ini disebabkan karena alasan kesehatan akibat kecelakaan yang pernah dialaminya bersama sahabatnya, Lee Min Ho pada tahun 2006 lalu.
Namun, siapa sangka, menurut salah satu perwakilan dari agensi yang menaunginya, ternyata sang aktor mengidap penyakit Aneurisma otak. Lalu, apa itu penyakit aneursima otak ? Seberapa bahayakah penyakit tersebut ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, disini kami akan memberikan inforamsi seputar penyakit Aneurisma otak.
Penyakit Aneurisma Otak : Definisi, Gejala, dan Penyebabnya
Aneurisma otak merupakan penyakit mematikan yang menyerang otak dan ditandai dengan adanya tonjolan menyerupai balon dalam pembuluh darah yang ada didalam otak. Lama kelamaan, tonjolan tersebut dapat bocor dan kemudian pecah, namun bisa juga tidak pecah. Hal tersebut tergantung pada tingkat keparahan penyakit.
Jika tonjolan tersebut pecah, maka bisa menyebabkan terjadinya pendarahan dalam otak atau stroke hemoragik. Hal ini paling sering terjadi di ruang antara otak dan jaringan tipis yang menutupi otak. Pendarahan tersebut memang tidak berlangsung lama, mungkin hanya terjadi beberapa detik.
Walaupun begitu, hal tersebut dapat merusak dan membunuh sel-sel pada otak. Selain itu, tekanan di dalam tengkoran juga ikut meningkat. Jika tekanan terlalu tinggi, sirkulasi darah dan suplai oksigen menuju otak akan terganggu dan dapat membuat Anda menjadi tidak sadarkan diri dan bahkan dapat merenggut nyawa.
Jika penyakit aneurisma otak ini belum berada dalam tahap parah, maka tonjolan yang terbentuk mungkin saja tidak pecah. Walaupun begitu, Anda akan tetap mengalami gejala-gejala dari penyakit ini dan dapat mengembangkan masalah lain yang dapat menyerang kesehatan.
Gejala Aneurisma Otak
Jika penyakit aneurisma otak telah memasuki kondisi yang parah, maka tonjolan yang terbentuk di dalam otak akan mengalami kebocoran dan kemudian pecah. Namun, jika penyakit ini masih dalam kategori ringan, ukuran tonjolan yang terbentuk biasanya masih kecil dan kemungkinan tidak pecah. Gejala yang timbul juga berbeda-beda pada setiap penderita, tergantung pada kondisi dan tonjolan yang ada dalam otak.
- Gejala aneurisma tidak pecah
Jika tonjolan yang terbentuk masih berukuran kecil, maka kemungkinan penderita tidak akan merasakan gejala apapun. Namun, lama kelamaan tonjolan tersebut akan membesar dan dapat menekan jaringan dan saraf pada otak dan barulah akan timbul beberapa gejala seperti kelopak mata terasa berat, terasa nyeri pada bagian atas dan belakang mata, ukuran pupil melebar, penglihatan ganda, dan salah satu sisi wajah mengalami mati rasa (seperti lumpuh).
- Gejala aneurisma bocor dan pecah
Sebelum pecah, tonjolan yang terbentuk akibat penyakit ini akan bocor terlebih dahulu. Ketika hal tersebut terjadi, maka penderita akan merasakan kepala sangat sakit. Sakit kepala ini bisa dikatakan menjadi sakit kepala terburuk yang pernah dialami. Setelah itu, tonjolan kemudian akan pecah dan kemungkinan penderita akan mengalami tanda dan gejala lain, seperti mual dan muntah, leher terasa kaku, sensitif terhadap cahaya, kelopak mata terasa berat, penglihatan ganda, dan kesadaran hilang dan menjadi bingung.
Penyebab Aneurisma Otak
Aneurisma bisa terjadi karena pembuluh darah arteri dalam kondisi lemah pada titik tertentu sejak lahir, kemudian sejumlah faktor dapat mempengaruhi sehingga terjadilah aneurisma.
Dinding arteri dalam otak yang dapat menipis dianggap menjadi penyebab dari penyakit aneurisma otak. Namun, selain itu ada beberapa faktor lain yang dapat melemahkan dinding arteri sekaligus meningkatkan risiko dari aneurisma otak, diantaranya adalah :
- Infeksi darah tertentu
- Penuaan
- Rendahnya kadar estrogen akibat menopause
- Cedera pada kepala
- Tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Mengalami pengerasan arteri (arteriosclerosis)
- Kebiasan merokok
- Kebiasan mengonsumsi alkohol dalam jumlah besar
- Kebiasan mengonsumsi narkoba, khususnya kokain
- Riwayat keluarga dengan aneurisma otak dan gangguan jaringan ikat, seperti sindrom Ehlers-Danlos, di mana keduanya dapat melemahkan pembuluh darah.
By Sri Maryati - Penyakit Senin, 05 Desember 2016 11:56:10