Mengenal Penyebab Dan Gejala Virus Zika
Virus zika adalah virus yang disebabkan oleh gigitan nyamuk. Tepatnya nyamuk berjenis Aedes Aegepti untuk daerah tropis, Aedes Africanus untuk daerah afrika dan Aedes Albopictus pada beberapa daerah lain. Penyakit ini populer juga dengan nama demam zika atau zika fever. Virus zika ini menyebabkan cacat pada bayi dan kelainan ukuran pada ukuran kepala. Awalnya virus ini ditemukan pada seekor monyet resus di hutan Zika Uganda pada tahun 1947. Hal itulah yang menyebabkan virus ini dinamakan virus Zika. Untuk di Indonesia sendiri, virus zika pertama kali ditemukan di Jambi pada tahun 2015.
Gejala yang umum terjadi pada virus zika adalah timbulnya ruam, nyeri sendi, konjungtivitis atau warna merah pada mata, rasa pusing dan gejala-gejala lain yang menyerupai demam berdarah dengue dan chikungunya. Gejala-gejala ini bisa berlangsung selama beberapa hari sampai minggu. Kondisi seperti ini tentu saja menghawatirkan. Karena gejala yang ditimbulkan pasti akan berpengaruh terhadap aktivitas sehari-hari penderitanya. Pada dasarnya, virus zika memang jarang mematikan. Virus zika biasanya tetap dalam darah dari orang yang terinfeksi selama sekitar satu minggu tetapi dapat ditemukan lagi pada beberapa orang.
Saat ini, infeksi virus zika pada ibu hamil sedang menjadi perhatian khusus. Hal ini disebabkan karena ditemukannya peningkatan kasus kelainan bawaan mikrosefali bayi yang lahir dari ibu yang sudah terinfeksi oleh virus zika saat hamil. Mikrosefali sendiri adalah kelainan bawaan yang membuat kepala bayi lebih kecil. Mikrosefali pada umumnya adalah down syndrome, paparan obat dan infeksi rubella (campak jerman selama kehamilan). Tingkat keparahannya beragam, bisa saja mematikan jika otak bayi sangat tidak berkembang dan tidak mengatur fungsi-fungsi vital di dalam tubuh. Beberapa bayi yang meninggal di dunia memiliki virus Zika di dalam otaknya. Biasanya virus ini bahkan terdeteksi juga di dalam plasenta dan air ketuban. Jika memang ada bayi yang selamat dari kondisi mikrosefali, mereka biasanya beresiko mengalami disabilitas intelektual dan penundaan perkembangan tubuh.
Virus zika kemungkinan diturunkan ditularkan dari ibu pada janin yang dikandungnya. Atau bisa saja bayi tertular pada waktu persalinan. Untuk proses menyusui sendiri, ibu yang sudah terinfeksi virus zika masih dianjurkan untuk menyusui anaknya, karena sampai saat ini para ahli belum menemukan penularan virus zika lewat proses menyusui. Pada beberapa kasus, penularan virus zika terjadi melalui hubungan seksual dan transfusi darah.
By Rizka Ardiana - Penyakit Senin, 19 Desember 2016 07:50:15