Obat Pengencer Dahak di Apotek Acetylcysteine
Acetylcysteine, Obat Pengencer Dahak
Orang yang terkena bronkitis, pneumonia, tuberkulosis, dan fibrosis sistik umumnya memiliki dahak kental yang menempel pada paru-paru serta menghambat saluran pernafasan. Mengonsumsi obat pengencer dahak adalah salah satu solusi untuk membuat penderita lebih mudah bernafas. Acetylcysteine merupakan obat yang memiliki fungsi untuk mengencerkan dahak yang menghalangi saluran nafas. Oleh karena itu, acetylcysteine tidak cocok dikonsumsi mereka yang menderita batuk kering.
Selain berfungsi untuk melarutkan jumlah lendir yang menumpuk dalam saluran pernafasan karena penyakit yang berhubungan dengan paru-paru, acetylcysteine juga memiliki indikasi untuk mencegah kerusakan hati yang diakibatkan overdosis acetaminophen dan mencegah kerusakan ginjal akibat paparan sinar X seperti dari CT Scan.
Obat yang berjenis ekspektoran ini tidak bisa dikonsumsi sembarangan oleh perempuan hamil dan menyusui. Begitu juga oleh penderita asma dan diabetes. Sebelum mengonsumsinya, berkonsultasi dengan dokter sangat disarankan. Pada sebagian besar orang, mengonsumsi acetylcysteine bisa menyebabkan rasa kantuk. Oleh karena itu, hindari mengemudi dan mengoperasikan alat berat setelah mengonsumsi obat ini.
Obat yang berbentuk kapsul, obat suntik, tablet, maupun obat hirup ini memiliki dosis penggunaan yang berbeda. Dokter akan menentukan dosis obat ini berdasarkan bentuk obat yang digunakan, usia, jenis penyakit, serta kondisi kesehatan pasien. Untuk acetylcysteine yang berbentuk kapsul, pasien dewasa bisa mengonsumsinya sebanyak 200 mg dengan frekuensi konsumsi dua sampai tiga kali sehari.
Dalam mengonsumsinya, jangan lakukan bersamaan dengan antibiotik tetrasiklin. Pastikan ada jarak setidaknya dua jam sebelum maupun dua jam sesudah mengonsumsi obat ini. Selama mengonsumsi acetylcysteine, hindari pula penggunakaan antitusif atau pereda batuk karena berpotensi menumpuk dahak.
Untuk meminimalisir efeknya, usahakan untuk mengonsumsi obat acetylcysteine pada jam yang sama setiap harinya serta gunakan sesuai anjuran dokter dan baca keterangan pada kemasan agar penggunaannya tidak keliru. Saat pasien lupa untuk mengonsumsi acetylcysteine, disarankan segera mengonsumsinya jika jadwal minum berikutnya tidak terlalu dekat. Dilarang menggandakan dosis pada jadwal minum obat berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat.
Setiap obat kimia pada umumnya memiliki efek samping. Begitu juga dengan acetylcysteine. Efek samping kemungkinan berbeda-beda pada setiap pasien. Efek samping yang mungkin terjadi diantaranya mual, muntah, mengantuk, hidung mengeluarkan ingus, sariawan, dan demam. Anda dianjurkan untuk berhenti mengonsumsi acetylcysteine dan segera menghubungi dokter jika efek samping yang didapat berupa sulit bernafas, sakit perut, sakit dada, atau tinja menjadi berwarna hitam.
By Diane Rosse A.Md.Keb - Obat Kimia Kamis, 28 April 2016 08:38:09