Infeksi Cacing Pita Pada Manusia, Penyebab, Serta Cara Mencegahnya
Infeksi Cacing Pita, Penyebab, Serta Cara Mencegahnya
Cacing pita atau cestodes bisa masuk ke tubuh siapa saja dan menyebabkan infeksi. Cacing yang panjangnya bisa sampai 9 meter ini memiliki tekstur tubuh rata, mirip pita, serta mempunyai ruas-ruas pada tubuhnya. Salah satu penyebab terjadinya infeksi cacing pita adalah mengonsumsi makanan atau air yang mengandung telur atau larva cacing pita. Larva atau telur cacing yang masuk dalam sistem pencernaan bisa menyebabkan infeksi usus. Sementara telur cacing yang berhasil keluar dari saluran pencernaan bisa masuk ke orang atau jaringan tubuh yang menyebabkan infeksi invasif.
Infeksi cacing pita yang terjadi di usus tergolong ringan. Sementara infeksi yang bersifat invasif memungkinkan untuk bermigrasi keluar saluran pencernaan dan bisa membahayakan. Lalu apa gejala orang yang terinfeksi cacing pita? Pada umumnya, orang dengan infeksi usus akibat cacing pita mulanya tidak merasakan gejala apapun. Namun lama-lama, gejala yang dirasa diantaranya lemah, mual, sakit perut, hilang nafsu makan, turun berat badan, diare, serta menurunnya kemampuan tubuh dalam menyerap nutrisi makanan.
Gejala infeksi invasif biasanya berupa demam, reaksi alergi, timbulnya benjolan atau kista, infeksi bakteri, serta gejala gangguan syaraf seperti kejang-kejang. Gejala ini memungkinkan terjadinya kerusakan pada jaringan dan organ tubuh. Mereka yang menderita infeksi usus yang diakibatkan cacing pita, kepala cacing pita menempel pada dinding usus, sedangkan bagian tubuh bertambah panjang serta terus memproduksi telur.
Karena cukup membahayakan, infeksi cacing pita perlu diatasi. Untuk mengetahuinya, diperlukan adanya pemeriksaan tinja di laboratorium. Area anus juga akan diperiksa untuk mencari keberadaan telur maupun larva cacing pita. Selain uji lab, keberadaan infeksi cacing pita bisa diperksa dengan CT-Scan, Sinar-X, Ultrasound, maupun MRI. Pemeriksaan lainnya bisa dengan tes darah maupun tes fungsi hati.
Infeksi cacing hati bisa diobati dengan obat oral. Obat tersebut membasmi cacing lalu dikeluarkan bersama tinja. Namun, jika cacing pita yang ada dalam tubuh sudah besar, penderita kemungkinan akan mengalami kram perut saat proses pengeluaran cacing pita tersebut. Praziquantel, nitazoxanide, dan albendazole merupakan obat cacing yang banyak digunakan. Mengenai obat mana yang diberikan, tergantung dari jenis cacing pita yang ada dalam tubuh serta tergantung lokasi terjadinya infeksi.
Untuk mencegah penyebaran cacing pita, lakukan hal-hal berikut ini. Diantaranya dengan membiasakan mencuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum makan dan masak. Untuk mematikan telur cacing pita pada daging sebaiknya bekukan daging pada suhu -20 derajat celcius minimal selama 24 jam. Selain itu, cuci sayur dan buah sebelum dimakan.
Jika Anda merasa sedang terinfeksi cacing pita karena memiliki gejala yang telah kami sebutkan di atas, maka segera periksakan diri ke dokter.
By Diane Rosse A.Md.Keb - Tips Kamis, 28 April 2016 08:44:21