Faktor Yang Dapat Meningkatkan Resiko Kanker Rahim
Faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker rahim
Langkah dalam menangani kanker rahim terutama dalam mehilangkan sel-sel kanker serta melakukan pencegahan penyebaranya bisa dilakukan oleh Anda yang sudah terserang penyakit ini. Langkah-langkah atau metode pengobatan kanker rahim yang bisa di lakukan adalah seperti kemoterapi, radiologi dan terapi hormon.
Gejala awal atau ciri-ciri kanker rahim yang paling sering terjadi pada penderitanya ialah pendarahan vagina. Sembilan dari sepuluh penderita kanker tersebut mengalami gejala pendarahan vagina. Rasa sakit yang muncul juga mesti diperhatikan misalnya nyeri pada panggul atau nyeri saat Anda melakukan hubungan seksual. Secara fisik, Anda dapat mengenali gejala yang timbul dengan melihat ada benjolan di perut bawah atau bisa tanpa sebab yang pasti kehilangan berat badan.
Para perempuan yang mengalami tanda-tanda di atas mesti segera melakukan pemeriksaan diri kepada dokter untuk memastikan apakah memang diakibatkan oleh kanker rahim atau tidak. Tetapi apapun penyebabnya mesti dilakukan diagnosa serta langkah pengobatan yang segera. Pada saat kita di vonis menderita kanker rahim, tentu Anda bertanya-tanya apa yang menjadi penyebab timbulnya sel kanker pada tubuh kita. Penyebab kanker rahim memang belum pasti diketahui namun ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko kanker rahim ini di antaranya ialah:
1. PajananTerhadap Estrogen
Semakin tinggi tingkat pajanan tubuh perempuan pada estrogen, makin tinggi pula risiko perempuan tersebut menderita kanker rahim. Sesudah menopause, produksi hormon progesterone terhenti sedangkan produksi hormon estrogen tetap ada meski intensitasnya mengalami penurunan secara drastis. Kadar hormon estrogen dapat meningkat apabila tak diimbangi dengan hormon progesteron. Sehingga risiko kanker rahim terhadap perempuan yang telah mengalami masa-masa menopause mempunyai kecenderungan semakin tinggi.
Perempuan yang umurnya lebih tua dibandingkan rata-rata tetapi sudah mengalami mempunyai risiko semakin tinggi. Sementara itu, perempuan yang mulai mengalami menstruasi pada usia yang lebih muda juga bisa mempunyai risiko yang tinggi terserang kanker rahim. Hal ini dikarenakan pada kedua keadaan tersebut, perempuan terpajan estrogen buat periode yang semakin lama dibandingkan mereka yang memulai menstruasinya telat. Atau mereka yang mengalami menopause pada umur yang normal.
2. Belum Pernah Hamil
Pada waktu kehamilan, kadar progesterone perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan hormon estrogen. Sebab itu, perempuan yang belum pernah hamil mempunyai risiko menderita kanker rahim yang lebih tinggi.
3. Terapi
Penggantian Hormon
Tipe terapi penggantian hormon estrogen seyogyanya hanya diberikan pada perempuan yang telah menjalani metode histerektomi atau operasi pengangkatan rahim. Sedangkan apabila rahim masih ada, terapi penggantian hormon kombinasi yakni hormon progesterone serta estrogen mesti dipakai dengan tujuan untuk menurunkan risiko kanker rahim.
Nah, itulah beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko kanker rahim pada wanita. Semoga informasi yang kami sampaikan dapat berguna khususnya menjadi wawasan baru bagi anda pada dunia kesehatan.
By Nida Saripah - Penyakit Jum'at, 06 Januari 2017 08:07:27