Beberapa Jenis Obat yang Digunakan untuk Atasi Hipertensi
Penderita hipertensi biasanya dianjurkan untuk mengonsumsi beberapa jenis obat untuk menurunkan tekanan darahnya. Setiap obat memungkinkan terjadinya efek samping. Oleh karena itu, dianjurkan untuk mengonsumsi beberapa jenis obat yang digunakan untuk atasi hipertensi ini dengan disertai resep dokter agar dosisnya tepat dan tidak menyebabkan masalah lain.
Beberapa jenis obat hipertensi yang umum diberikan adalah :
Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor
Obat ini digunakan untuk membuat dinding pembuluh darah lebih rileks. Dengan begitu, tekanan darah akan menurun. Sisi negative dari obat ini adalah memiliki efek samping yaitu batuk kering berkelanjutan
Calcium channel blockers
Obat ini dikenal dengan obat penghambat kanal kalsium. Artinya, kerja obat ini adalah menghalangi kalsium agar tidak masuk ke sel-sel otot jantung dan pembuluh darah atau arteri agar menjadi mengendur. Jika arteri mengendur, tekanan darah akan menurun.
Diuretik
Obat ini dikenal juga sebagai “pil air”. Artinya, obat ini akan membuang sisa air dan garam dari dalam tubuh melalui urine agar tekanan darah menjadi menurun.
Beta-blockers
Cara kerja obat ini adalah menjadikan jantung berdetak lebih lambat dengan tenaga yang lebih sedikit untuk mengurangi tekanan darah yang sedang tinggi. Namun efek samping dari penggunaan obat ini angat berbahaya jika konsumsinya dihentikan secara tiba-tiba. Contoh efek sampingnya adalah peningkatan tekanan darah atau serangan angina (angin duduk).
Alpha-blockers
Obat ini digunakan untuk melemaskan pembuluh darah sehingga darah mengalir lebih mudah dalam pembuluh darah. Karena efek sampingnya yang berbahaya, alpha-blockers dianggap kurang efektif untuk menangani hipertensi. Begitu juga untuk beta-blockers.
Efek samping dari pengunaan obat-obat yang tidak sesuai adalah munculnya masalah lain seperti masalah penyakit komplikasi. Jenis-jenis komplikasi yang berpotensi terjadi di antaranya :
- Serangan jantung atau stroke, terjadi dinding arteri mengalami penebalan dan pengerasan dinding arteri.
- Aneurisme, terjadi jika dinding arteri mengalami pelebaran yang abnormal. Kondisi ini sangat berbahaya karena dinding arteri menjadi lemah saat menahan tekanan aliran darah, sehingga risiko pembuluh darah pecah sangat besar.
- Rusaknya pembuluh darah kecil pada ginjal, yang menyebabkan ginjal tidak berfungsi dengan baik. Biasanya disertai gejala seperti pembengkakan kedua tungkai bawah, keinginan buang air kecil di malam hari meningkat tetapi volume urine sedikit, serta hipertensi menjadi semakin parah.
- Sindrom metabolik, dikenal juga dengan sindrom resistensi insulin. Terjadi jika tubuh gagal menggunakan insulin dalam darah dengan efektif sehingga muncul sejumlah masalah kesehatan secara bersamaan.
By Sri Maryati - Obat Kimia Sabtu, 07 Januari 2017 08:59:49