Cara Mendiagnosa Penyakit Lupus Eritematosus Sistemik
Lupus merupakan penyakit yang dikatakan sebagai penyakit inflamasi kronis. Penyakit lupus menyerang bagian system kekebalan tubuh. Harusnya system kekebalan tubuh itu melindungi tubuh, namun system ini malah berbalik menyerang organ tubuh, sel dan jaringan yang sehat. Bagian tubuh juga ikut diserang. Bahkan dapat menyerang paru-paru dan jantung. Penyakit ini juga disebut dengan penyakit dengan ribuan wajah karena sulit untuk dikenali dan didiagnosa.
Meski demikian, lupus dapat didiagnosa namun memang sulit. Misalnya dalam gejala lupus eritematosus sistemik yang pada dasarnya selalu gejalanya mirip dengan penyakit lain. Hal ini yang membuat lupus jenis ini sulit didiagnosa. Selain itu, gejala yang dialami memang tidak konsisten dan juga berbeda. Ada penderita juga yang mungkin cuma merasakan gejala ringan saja. Namun, secara tiba-tiba bertambah parah.
Penderita lupus jenis ini dapat dilakukan diagnose dengan beberapa cara. Diantaranya melalui tes darah. Tes darah biasanya disarankan oleh dokter untuk menduga adanya serangan lupus eritematosus sistemik. Namun, tes darah ini harus dilakukan dengan beberapa kombinasi agar bisa membantu konfirmasi diagnose lupus eritematosus sistemik. Selain tes darah, diagnose juga bisa dilakukan dengan tes antibodi anti nuklir.
Tes ini digunakan buat pemeriksaan keberadaan sel antibodi. Sel antibodi yang dimaksud adalah anti bodi dalam darah yang jenisnya antibodi anti nuklir. Jenis antibody anti nuklir merupakan ciri yang utama pada lupus eritematosus sistemik. Berdasarkan data yang dihimpun ada sekitar 95 persen penderita lupus eritematosus sistemik mempunyai antibodi anti nuklir. Namun, hasil yang menunjukan positif bukan berarti pasti Anda menderita lupus eritematosus sistemik. Dapat diambil kesimpulan jika tes antibody anti nuklir tidak dapat dijadikan patokan untuk lupus eritematosus sistemik. Sehingga membutuhkan kepastian dengan diagnose melalui tes lainnya.
Selanjutnya dapat dilakukan dengan tes antibodi anti – DNA. Tes lain yang dimaksudkan adalah tes anti – DNA. Tujuannya untuk memeriksa dimana keberadaan antibody tertentu yang ada dalam darah. Keberadaan antibody ini di dalam darah akan memicu peningkatan resiko terserang lupus eritematosus sistemik. Jumlah anti bodi anti DNA juga akan memicu peningkatan lupus eritematosus sistemik semakin tambah aktif. Sehingga hasil tes yang menunjukan jumlah antibody ini menunjukan adanya serangan yang massif. Namun, ternyata ada juga orang-orang yang tak menderita lupus eritematosus sistemik memiliki antibody ini sehingga lupus ini tetap harus di lakukan pengecekan dengan tes lainnya secara kombinasi misalnya ditambah dengan tes komplemen C3 serta C4.
By Sri Maryati - Penyakit Senin, 09 Januari 2017 11:44:26